Selasa, 23 Februari 2010

“WANITA BAIK-BAIK” VERSI SMS

Tepatnya pada hari kamis pada tanggal 18 Februari 2010, ketika terjebak macet dan tidak mendapatkan tempat duduk di bis, saat perjalanan balik ke ciputat dari Rawasari yang ternyata menghabiskan waktu selama 4 jam, wow ….! ah tak usah terkejut, itu wajar, karna aku memang sengaja memulai perjalanan pada jam-jam macet, yaitu pada jam 4 sore dan tiba di kos pada jam 8 malam.
kau pasti bertanya, kenapa tiba-tiba aku memilih untuk menggunakan bis, bukan memanfaatkan motor yang ada. Entahlah saat itu aku ingin sekali jalan sambil menikmati kegelisahan dan kepengapan kota Jakarta. Dan yang paling penting adalah hanya ingin menunjukkan rancangan model baru bajuku, yang ketika itu menggunakan sarung yang dimodifikasi dengan syal merah. Wow ! kau pasti mulai berfikir….seperti apa penampilanku…? Hmmm
mencoba untuk bertahan dan bersabar di dalam bis, ternyata tidak membuatku kuasa. Ingin sambil membaca, khawatir disangka sok intelektual. Atau mungkin sambil menulis, tar di sangka cari perhatian. Padahal sudah menjadi kebiasaanku, ketika bepergian, pasti didalam tasku sudah tersedia, buku bacaan, dan buku harian untuk menulis. Jika memang kenyataannya begitu, lalu apa yang harus kulakukan untuk mengusir jenuh dan lelahku?. Hmmm kenapa tidak mengirim sms walau hanya sekedar iseng, tapi…. Kenapa tidak mencoba mengirim sms yang membuat orang-orang berfikir kreatif, tapi apa ya ….?
Lalu aku mengirim sms yang tertulis “ Di samping rumahku ada Tulisan (menerima kost wanita baik-baik) kalimat ‘wanita baik-baik’ membuat keningku mengernyit membentuk 5 lipatan. Menurut anda, apa defisini dari ‘wanita baik-baik’ yang sebenarnya secara umum…? Makasih sebelumnya “. Ya , aku tahu sms panjang ini memakan 2 space dalam hp ku dan yang perlu kau tahu, sms ini ditulis setelah jam 5 sore, yang artinya, nomer Hp ku sudah tidak bisa gratis untuk layanan sms. Jadi, jawaban dari sms ini begitu penting dan sangat aku harapkan.
Memang tidak semua orang yang kukirim sms ini, hanya beberapa orang saja. Tidak ada kepentingan apapun apalagi klasifikasi karakter atau tingkat kedekatan,tapi aku hanya ingin tahu jawaban dari orang-orang yang kukirimi sms ini. Karna 3 tahun yang lalu, aku pun pernah mengirimkan sms bermakna serupa walaupun beda redaksi pada sebagian sahabatku.
Iya, aku tahu, kau pasti sudah tidak sabar mengetahui apa saja balasan dari sms ini. Dan kali ini, aku tak ingin mengklasifikasi balasan sms, seperti yang kulakukan pada balasan “Hari Kasih Sayang”. Yang kemaren. Tapi aku ingin mengurutkan siapa yang membalas lebih dulu sms dari ku dan jika tak keberatan aku ingin berbagi cerita, tentang siapa dia.
Pertama datang dari sahabat jauhku di Jogja, yang hanya berkenalan di kereta ekonomi setahun yang lalu, ketika menuju Jogja, kami sama-sama tidak punya tempat duduk, karna penumpang begitu buanyak dan kami sama-sama duduk di bawah sambil menggelar Koran di bagian restorasi, sebut saja namanya Andy, yang membalas sms ku dengan kalimat “ Pastinya dari tingkah laku…dari ucapan…. And dari pergaulan…”. Hmm, serius juga nih anak. Heee
Lalu datang dari sahabatku, yang walaupun badannya kecil, dengan wajah, yang seandainya ia mendaftar masuk SMA, pasti masih diterima, namun umurnya lebih tua 8 bulan dariku. Sarjana sastra Inggris UIN Malang ini, yang baru saja diwisuda pada akhir tahun 2010, sedang menyelesaikan kuliah jurusan desain grafisnya selama setahun di Malang, maaf aku lupa apa nama sekolahnya, namun cukup terkenal. Siapa lagi kalau bukan Anie dengan nama asli Qurratul Aini, yang kemudian ia membalas sms ku dengan kalimat “ Mungkin wanita yang baik, bayarannya gak pernah nunggak “. Heee sepertinya ia menyindir dirinya sendiri, hmmm karna ia baru menjadi musuh pak kost gara-gara nunggak kosan, haaaa..
Siapa yang tak kenal dengan bang Ginting, Josep Ginting, pemain sinetron dan teater kawakan ternama. Rasanya aku begitu merindukan sosok lelaki paruh baya itu yang biasa aku panggil dengan sebutan “ayah” ketika kami aktif di teater Kosong untuk produksi ‘Republik Reptil’. Dia membalas smsku dengan kalimat “ Wanita yang punya prinsip untuk berkembang dalam menghadapi hidup dan kehidupan..” hmm sangat filosofis sekali, apa bedanya “hidup” dengan “kehidupan” ya ?.
Sahabat yang satu ini, adalah sahabat yang tidak bisa dikatakan akrab, tapi sangat akrab, karna bagiku dia adalah sahabat yang bisa diajak gila-gilaan, sharing, dan tertawa sambil menangis. Semua rahasia dan karakterku, dialah tempat sampahnya. Sampai sekarang pun, aku masih belum bisa percaya, ternyata dia bisa juga pacaran, hmmm gimana kalau nanti dia menikah, lalu hamil dan punya anak..?, benar-benar moment yang bikin tak sabar segera terwujud, karna dulunya, ia sangat membenci laki-laki. Saat ini, dia sedang mempersiapakan diri untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Dida Erlina, nama yang tak asing bagi mania sepakbola, hmmm… kalimat yang ia tulis “Mungkin wanita yang sering pulang pagi….”. haaa, dasar! Dia benar-benar tahu kebiasaanku, yang selalu beraktifitas di malam hari, dan pulang pagi untuk tidur…heee
Lain halnya dengan jawaban sahabatku yang belum pernah kutemui. Aku mengenalnya melalui dunia maya, ketika itu, ia sedang kuliah di Universitas al-Azhar, Cairo, Mesir. Dan sejak ia pulang ke Indonesia, belum juga bertemu dengannya, makanya ia membalas sms ku dengan kalimat “ Nov, Carikan kost buat ku…”, heeee
Sama halnya dengan Ghofar Ismail, namanya cukup popular di telingaku sejak tahun 1999, namun 5 tahun yang lalu, sebelum ia pamit untuk melanjutkan kuliah di Cairo, Mesir, sampai sekarang aku belum bertemu dengannya untuk kedua kalinya. Entah apa alasannya, hingga ia membalas dua kali. Kalimat pertama begitu panjang, “Wanita baik-baik itu wanita yang apabila seharusnya berlari, ia hanya berjalan cepat. Apabila seharusnya melompat, dia hanya berjinjit, apabila seharusnya tertawa, dia hanya tersenyum”. Wow ! keren nih… bikin aku berfikir. Kemudian kalimat kedua “Nov, apa sih sebenarnya yang benar itu, kodrat atau kah pandangan masyarakat ?”……ternyata ia menjadi gelisah dan sibuk sendiri, haaaa…
Kemudian dari guruku yang tak pernah mengajarku di bangku sekolah manapun, namun kesederhananyalah , telah mengajarkanku tentang makna kehidupan yang sebenarnya. Saat ini beliau berprofesi sebagai penerjemah dan tinggal bersama seorang istri dan satu anak laki-laki yang berumur sekitar 8 tahun di daerah Kramat Jati, saya memanggilnya dengan sebuatan Ustadz hadiri Abdurrahman, yang ternyata beliau membalas smsku cukup panjang, “Ya pastinya wanita yang tidak niko-niko ; tidak sedang menjalankan atau terlibat bisnis haram (narkoba, jual beli manusia, dan sejenisnya ) dana hal-hal lain yang berkonotasi negatif. Tanggapan atas buruk sangka bukan buruk sangka yang serupa, bukan begitu…?”. Weh, ternyata guruku yang satu ini, bener-benar serius menanggapai persoalan bangsa Indonesia, heee, saporana…..
Yang paling gawat dan heboh, pasti datang dari seorang Haris, kakak kelasku yang ku mutasi menjadi sahabat ledek-ledekanku dengan sok hebatnya dia membalas sms ku dengan kalimat perintah “ Besok kita ketemu untuk membahas ini, gimana ?”, mari kita koor kalimat, “huuuuuuu…….!” Capek deh. Maaf Honey, just Kidding…. I miss you!
Lalu datang jawaban dari seorang sahabat yang belum lama aku kenal, lelaki berwajah asia, dengan mata sipit, badan standart dan kulit putih, karna dia beretnis tionghoa, alias orang Cina. Ini lah laki-laki yang kuinginkan, maklum lah aku kan paling suka nonton film serial korea, heee. Tapi gini-gini, wah kalo disuruh berdakwah nih,Ust. Zainuddin MZ mah lewat, apalagi sama Aa’ Gym, hemmm, tak bisa ku katakan.. heee. Yup ! namanyya Hafizen, orang yang sudah 2 kali membangunkanku untuk solat shubuh, hee.maklum, sebelumnya, solat subuhku pindah jam tayang, jam 8 pagi, hihihi. Dia ternyata penggemar gelapku, hahaha, dia menulis kalimat “Wanita baik-baik adalah wanita yang mengernyitkan keningnya membentuk 5 lipatan…”, hahaha, benar kan, akhirnya aku punya fans, heee, punten …
Pemilik nama asli yang memerankan ular Hitam di ‘Republik Reptil’, bak Elis, yang biasa kupanggil ,pun tak mau ketinggalan memberikan komentar dari sms ku, yang tertulis “Wanita baik-baik ?!? tiga kata yang sangat purba “. Komentar singkat yang pesimistis, yang panjang dong, bak…heeee
Ternyata sahabatku yang pendiam ini, juga bisa bersuara meski lewat tulisan. Lelaki yang ku kenal ketika di Pare, yang tak pernah mengaku sampai sekarang kalau dia anak dari seorang Kyai, yang memiliki Pesantren, yang biasanya di panggil dengan panggilan ‘GUS’,adalah anak buahnya Bob Marley. aku tak akan memaksa, tapi kalau tetap tak ingin jujur, akan kubunuh kau , heeee… dia menulis kalimat “Ada kaitannya dengan anggapan wanita sekarang…kalo dianalogikan perawan atau single… hmm…ambigu… mungkin tulisan untuk memperjelas saja…segmentasi pasar… semoga nyambung”. Loh ada apa dengan kata terakhir ? semoga nyambung ?, ngerti ga ?, aku aja ngerti, dia lagi menganalisis papan yang terpajang samping rumahku….hmmm ya kan…? Heee
Mas bejo, sang peramal, yang pernah menebak benar hari kelahiranku plus hari Jawanya, dan juga menafsirkan makna ular yang pernah masuk ke kamarku dan mengganggu tidurku, ternyata bernama asli Hari Kramayadi, anak kesayangannya Tukul, yang juga tak mau kalah bersaing memainkan kata-kata mencari definisi wanita baik-baik. Ia menulis “Sebenarnya itu kamu diberi petunjuk bahwa yang kamu lihat adalah kebalikannya, jadi apabila kamu melihat lagi yang seperti itu maka pahami..”. aku yakin, kau pasti belum bisa memahami, begitu juga aku. Tapi jangan pernah ragu, kadang apa yang ia katakan pasti benar, jika bukan saat ini, mungkin nanti… weleh-weleh….opoooo…?, hee
Pemilik teriakan khas yang selalu bikin aku bingung memahaminya ini, selalu membuat suasana menjadi segar. Namun jika membaca balasan sms ku, kau pasti tak akan percaya, jika ini tulisan asli dari Olivia Zalianti, pemain sinetron dan film yang sudah tak asing lagi. Ia menulis “ Wanita baik-baik itu yang tidak berlebihan melakukan sesuatu…mengerti betul batasan-batasan norma-norma susila yang ada pada masyarakt pada umumnya”. Hmm serius sekali, hee, maksih cinta…
Beda lagi balasan dari mas Radhar Panca Dahana, sang sutradara yang terkenal galak dan suka marah-marah, namun hatinya begitu lembut. Aku begitu berharap bisa mengabdi, dan mencuri sebanyak-banyaknya ilmu dari dia, namun, sepertinya aku disuruh belajar sendiri, hik hik hik….. Berharap aku bisa mendapatkan definisi yang begitu hebat dari dia, namun ia malah membalas “Iki takon nang mas to ? yo keliru. Tanya sama yang nulis dong “. Yaaa penonton kecewa deh, heee. Tapi benar juga ya…..hmmm
Sahabatku yang satu ini, begitu bersemangat untuk mendapatkan beasiswa master ke India, walaupun tak berhasil, namun ia bertekad ingin ke Bollywood bertemu Shah Rukh Khan, haaa…sang filosof yang selalu sibuk membuat sidik jari, alias tiada waktu tanpa facebook-an, selalu gelisah melihat secara nyata ketidakseimbangan alam dan problem bangsa Indonesia ini. Pantes saja, status di FB nya pasti yang serius-serius…heeee. Siapa lagi kalau bukan Tijani, ia pun serius membalas sms ku, “Wanita seutuhnya, gak jadi-jadian. Lengkap organ biologisnya (fisikal), sehat jiwanya (psikis), yang terakhir ini agak sulit di definisikan..”. nah! Betul kan, dia memang benar-benar seorang filosof. Sumpah! Aku gak bohong !, hee
Nah, ini baru sms yang bikin mulutku melebar sambil menahan geli, “Wanita yang baik-baik adalah wanita yang hafal dasadharma pramuka dan bisa mengamalkannya dan gemar menabung”. Hmm sepertinya ustadz yang satu ini, sudah kebelet kawin, kok kayaknya kriteria calon istri nih…. Kenalkan, namanya Zon…., aku pun lupa nama kepanjangannya, maklum sudah lama tak bertemu, sejak pulang dari Pare….
“Ada batasan yang bisa kita persoalkan dan ada yang tidak harus kita persoalkan. Kalau terlalu dalam, kita akan sampai pada pertanyaan mengenai zat Allah dan itu boleh untuk kita lakukan..”, hmm sangat spritualis nih. Pemilik tulisan ini adalah seorang bos, yang memiliki salah satu warung makan terlaris di Bandara Sukarno Hatta. Orangnya begitu ramah, dan hobi sekali tertawa. Dan jika tertawa, tidak bisa dibedakan mana mata dan mana bulu mata, hee.. entah apa benar dia orang medan atau betawi, yang kutahu, dia lahir dan besar di Medan namun kenapa ia memanggilku dengan sebutan “mpok”… ?hmm mungkin pelanggannya kebanyakan dari betawi kale…. Makasih bang Andriyanto…..hmm
Wah ini dia, kakak, sahabat, sekaligus panutanku. Mas Towil yang sekarang berada di Pamekasan Madura bersama istri, dua anak lelaki dan bapak-ibu mertuanya, yang pertama kali aku bertemu dengannya, sebagai mahasiswa pasca sarjana UIN Jakarta. Ia pun menulis “Kalo pertanyaannya secara umum, tidak bisa didefinisikan, karna itu relative, baik dari sisi A, belum tentu dari sisi B, begitu sebaliknya dan seterusnya “. Hmm bijak sekali, hihihi
Nah, ku harap aku bisa mendapatkan jawaban yang begitu idealis dari seorang Vita Kurnia, karna yang kutahu, dia adalah wanita yang punya prinsip dan idealisme yang kuat. Sahabat yang tak begitu akrab namun begitu dekat dan saling memuji, ciee…. Ia menulis “Ya… baik, sehat jasmani, rohani,, dan pikiran serta mental..”. yaaa, hanya itu jawabannya,,,,,penonton kecewa, Tapi thanks..
Yayak Heriyanto,lelaki kurus tinggi, yang tak kusangka karna namanya begitu familiar di telingaku sejak tahun 2000, namun baru saja kami bertemu. Saat ini, ia menjadi orang penting di kampus pascasarjana STIAMI Jakarta Pusat. Ia membalas sms ku dengan kalimat yang begitu panjang “ Sederhana, wanita baik-baik selalu mempertimbangkan perbuatannya ; seandainya orangtuanya melihat bakal sedih, kecewa atau bangga; tak usah menhadirkan Tuhan karna manusia memang selalu meremehkannya, hadirkan saja Ortu dalam setiap aktivitas. Pasti jadi wanita baik-baik dan kalau merasa baik, ya tak usah tersinggung”, wah ini nasehat yang mengingatkanku pada seorang guru… ketika itu sedang menghadapi ujian dan aku minta saran, bagaimana aku bisa bersemangat dalam belajar, kemudian beliau menjawab, bacalah bukumu seakan-akan kau melihat orangtuamu…hmmm makasih mas Yayak..
Lalu datang dari Sahabatku Rifa Evawati. Seorang sahabat yang menjadi tempat sampah semua persoalan yang dihadapi kawan-kawannya. Yang bisa ia lakukan hanya tersenyum dan mendengarkan saja, tanpa memberi solusi, yang kadang sikap itulah yang dibutuhkan oleh semua orang ketika terkena masalah. Toh kita sudah sama-sama dewasa dan tahu apa yang harus dilakukannya. Ia termasuk orang paling sabar dan selalu menjadi “buronan” kawan-kawan, maka dari itu sangat korelasi dengan balasan darinya, “Mungkin yang gak terlibat tindak kriminal, alias buronan, hee ..”. hmm betul kan…?.
Hmm ustad yang satu ini, yang selalu berwanti-wanti padaku untuk selalu bersyukur dan berbuat baik pada semua orang. Inilah yang menjadi rahasia suksesnya, hingga bisa membangun rumah di Tangerang bersama istri dan kedua anaknya. Walaupun masih muda, namun kata-katanya seperti nasehat, yang begitu panjang, hee..” Wanita di kota besar rentan dengan sebutan itu, baik single atau berpasangan/HTS (Hubungan Tanpa Status). Sehingga beresiko imej negative apalagi dengan jenis pekerjaan mereka yang tanda Tanya?. Wanita sebaliknya adalah mungkin yang berkonotasi sebaliknya, tergantung persepsi dan pola pandang yang berbeda-beda dalam menilai..”. ini asli tulisan ust. Zainuri
Kemudian balasan dari Kawan kakakku ketika kuliah S1 di UIN Malang, yang kebetulan saat ini ia menjadi staf ahli DPR RI. Kak Kholil, yang ku kenal sangat flamboyan dan begitu idealis, maklum mantan aktifis HMI sejak kuliah hingga sekarang. Namun jiwa spritualnya begitu mendominasi, mungkin factor umur kale ya…hee atau jangan-jangan karna mendampingi seorang Kyai, hee. Ia menulis “Baik, termasuk dalam kajian aksiologi, ukurannya pada rasa. Rasa diukur dari intuisi. Intuisi dibentuk dari hati Nurani (albab)”…. Wehhh mantap..hemm
Bak Shofi, biasa ku panggil namanya. Walaupun dia anak dari seorang Kyai besar di Madura, namun sikapnya sangat sederhana dan begitu bijaksana dalam memahami sesuatu yang berbeda dari persepsinya. Bersama suaminya, kak Taufik, yang tak pernah mengenal kata menyerah, ia membesarkan 2 anaknya dengan status sebagai kandidat doctor di universitas UGM Jogja. Wanita manis yang tak pernah lepas dari senyumannya pun membalas sms ku dengan kalimat “Wanita baik-[baik, minimal gak punya gelagat meresahkan lingkungan sekitar, kan repot kalo ujung-ujungnya harus banyak urusan gara-gara salah melihara orang, ya gak ?”. sepertinya wanita tangguh ini, tak ingin lepas dari konteks, yaitu mengenai syarat masuk kost…..hemm
Sahabatku yang satu ini, yang sempat salah paham denganku ketika di Jogja, juga tidak ingin kalah memberikan definisi tentang wanita-baik-baik. Lelaki gondrong dengan badan kurus kering, namun berhati lembut, terbukti ketika ia memandikan 2 binatang peliharaannya yaitu kelinci, setiap hari, benar-benar memrepresentasikan karakter sebagai penggiat teater. Si Asep, asli dari Cirebon, menulis “Waduh… soal wanita baik-baik ya ? sudut pandang konvensional, mungkin….akau rasa sah-sah saja, mayoritas manusia memang harus dijerat dengan label-label itu, atas nama normalitas..” hmmm kandidat sarjana filsafat ini, masih saja seperti dulu, selalu menggunakan kata-kata ‘tinggi’, yang membuatku harus buka kamus. Heee
Lain halnya dengan jawaban Mas Tata Septayudha, lelaki yang tak begitu aku mengenalnya, namun sepintas begitu menarik dan saya bersumpah, dia laki-laki baik-baik. Ia menulis “Kalo di kampung saya, di pedalaman sono, wanita baik-baik adalah; gak keluar rumah setelah maghrib, sehari-hari pake kebaya desa, taat sama aturan adat…Di Jakarta ada gak ya ? mungkin di samping rumahmu itu wong ndeso kali ya…? Heee “. Tuh kan, benar toh ? dia memang tak pantas jadi reporter tapi pantes jadi pelawak, heee
Walaupun malam terus membulat, namun di luar masih ramai dengan rintikan hujan, tiba-tiba mas Basito, lelaki berambut gimbal kenalanku di Pare, yang wajahnya mengingatkanku pada lelaki yang ku cintai 4 tahun yang lalu, dan walaupun mahir main gitar, namun ia tidak bisa bernyanyi selain lagu regee, tiba-tiba menghentikan henyakku dengan bunyi dering sms. Ia menulis “ Itu artinya wanita tidak jahat alias baik, sopan, santun…”. Begitu singkat, padat dan terpercaya..heemmm
Sahabat yang satu ini hobi menghilang dan saking sayangnyanya, aku pasti mencarinya jika satu bulan, ia tak ada kabar. Kami yang sama-sama suka pada dunia teater namun berbeda dalam hobi mendaki gunung. Kupikir, kalo naek gunung berhari-hari, bakal pusing nyari toiletnya, heee . Kupanggil dia si Picing, karna matanya yang hanya seperti garis, dan perawakan yang pendek ini, akhirnya bisa juga berpacaran….hee. mantan mahasiswa IKJ, jurusan perfilman, yang kabur gara-gara nunggak ini, dengan alasan kemahalan, membalas sms ku dengan kalimat “Wanita baik-baik, makskudnya ya yang berkelakuan baik, kalo jahat kayak maling atau penipu, ga boleh kale..” hemmm
Lelaki yang kutaksir dan minta dicomblangi sama kawan-kawanku, ternyata tak sedikitpun punya respek padaku.Padahal sudah semua cara dan isyarat aku tunjukkan sama dia, bahwa aku punya rasa. huuuuu penonton kali ini benar-benar kecewa. Padahal saya sudah menjalani pesan almarhum cak Basri Umar, ajudan Kapolda, sebelum beliau meninggal. Bahwa, jika aku punya tujuan yang harus dicapai, maka aku harus melepaskan baju kegengsian, rasa malu, dan ketakutan. Reporter Koran Sindo ini, tidak ingin di ganggu setiap hari Sabtu dan Minggu, katanya sih deadline. Lelaki sederhana ini, yang memiliki nama Islahuddin, membalas sms ku dengan kalimat “Wanita baik-baik adalah bukan pria baik-baik”, heee…makasih kak…
Sms yang lagi-lagi mengagetkanku berasal dari pak Mahalli, karna ia datang tepat jam 3.35 pagi. Lelaki lulusan Jepang ini, mahir sekali membuat hujan buatan. Rencananya ia ingin membuat hujan buatan di Mekkah, tapi ini tidak ada sangkutpautannya dengan peristiwa hujan di Mekkah kemaren yang menewaskan 6 orang. Salah satu orang penting di BPPT ini, selalu bersikap sederhana, begitu juga isi sms nya “ Wanita yang bisa dijadikan menantu”, hmm rupanya bapak penyabar ini sudah mencari calon menantu, mungkin gak ya saya jadi menantunya, ? heeee
Tepat jam 6 pagi, sahabat energik ku, Ita membalas sms yang berbunyi “Tak usah gusar dibuatnya. Konsep wanita baik-baik mereka mungkinlah tidak sama dengan kita karena memang berbeda dasar dan orientasi berpikir. Baik menurut mereka tak berarti bagi kita karna konsep baik itu abstrak dan tergantung pada kepentingan bagi para interpreter. That’s it”. Wah kandidat Master sastra UI ini benar-benar sudah menyerap berbagai ilmu.
Sekitar jam 12 siang, tiba-tiba dering sms hp ku berbunyi, yang setelah kubaca ternyata dari pak Suadi Sa’ad. Aktifis kawakan ini gemar sekali silaturahmi dan pandai bergaul dengan berbagai kalangan, mau anak muda, orangtua, kyai bahkan dengan preman pun. Profesi jelasnya tidak begitu kuketahui, namun beliau sangat peka terhadap semua peristiwa yang terjadi, termasuk bagaimana ia membalas sms ku yang berbunyi “ Maksudnya mungkin, bukan mahasiswa penjahat “. Mungkin karena ciputat sudah terkenal dengan tempat teroris, makanya beliau juga menduga seperti itu. Mungkin…. Ya gak pak…?
Namun ada satu sms yang menjadi favoritku, yaitu dari mas Wong Dholim. Lelaki Gondrong ini, meskipun telah menikah dan memiliki seorang putri lucu bernama , Puisi, tetap menjadi pujaan para wanita. Entah apa memang benar, ia menguasai betul filsafat, meskipun ia mantan mahasiswa STF dan memahami betul makna spritualisme, meskipun ia seorang kyai di langgar kecil. Jangan-jangan ia hanya mahir berorasi saja, heeee. Lelaki gondrong pemain teater ini menulis “ Wanita baik-baik adalah wanita yang berani memilih. Berani bukanlah kejahatan. Berani menentukan adalah sikap yang telah lama ditinggalkan oleh perempuan”.
Sebenarnya kalau boleh jujur, tidak ada papan yang bertuliskan “menerima kost wanita baik-baik” di samping rumahku. Yang ku kejar hanyalah definisi dari wanita baik-baik itu, dari berbagai kaca mata kawan-kawanku. Yang jelas, semua sahabatku pasti dari latarbelakang yang berbeda-beda. Entah dari tingkat pendidikannya, pengalamannya, keluarganya, lingkungannya, dan pekerjaannya. Dan kau bisa lihat, jawaban mereka semua beragam, dan mayoritas membuat aku tertawa. Tertawa bukan hal yang negative, tapi tertawa adalah bentuk apresiasi dari kekreatifitasan.
Tidak ada maksud ingin membohongi apalagi menipu, karna saya adalah wanita baik-baik, menurut saya sendiri (heee..) saya ingin membuat sebuah sejarah yang tak pernah terlupakan. Mungkin sebagian sahabat-sahabatku mengenal betul tentang diriku, bahwa aku begitu hobi memperlihatkan bentuk Novi yang berbeda-beda dan bebas nilai, ciee,,,,,,
By the way, antway, busway…..thanks for everything…. I love you!
Full House, 19 Februari 2010,

Dear Bak Titin, Farhan dan Melda

Hey, apa kabar ? semoga tidak ada kegaduhan lagi. Saya yakin, semua akan berjalan menyenangkan selama tetap menjaga komunikasi, iya kan ? bagaimana kabar Buya dan Umma ?, tetap menjadi orang paling sibuk ?, hemm….. Sebenarnya, aku ragu untuk menulis surat yang gak begitu penting ini, namun bagiku, ini menjadi sarana komunikasi pribadi antara kita yang paling efektif, sebab jika harus bicara langsung, saya hanya khawatir tidak bisa mengontrol emosiku, apalagi menggunakan via telpon, mungkin tidak akan semua problem bisa diutarakan.
Aku tak yakin bisa bercerita tentang apa yang terjadi padaku saat ini, terutama yang berhubungan dengan psikis dan emosiku. Awalnya ini tidak menjadi sesuatu yang besar dan tak perlu dibesar-besarkan, mungkin hanya butuh waktu saja, namun sampai saat ini, aku belum punya kuasa dan kekuatan untuk bisa mengatasi. Sudah berbagai cara, aku lakukan, dengan menghibur diri, mencari keterangan atau teori, pengalaman bahkan konsultasi, namun problem yang kualami belum menemukan solusi yang tepat. Bahkan semakin hari semakin menjadi-jadi. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidak melawan, namun menikmatinya, maka kusiapkan waktu 10 menit untuk menangis setiap malam.
Sebenarnya aku malu untuk berbagi cerita dengan saudara-saudaraku. Selain aku adalah seorang sarjana, yang sedikit memahami makna Alquran, filsafat, tasawuf dan psikologi. Bahkan pengalamanku lebih banyak dibandingkan dengan kalian, aku sudah mengelilingi pulau Jawa dan Kalimantan. Banyak bertemu berbagai macam karakter orang dan budaya, yang semuanya bisa menjadi modal dan bekal untuk bagaimana menghadapi kehidupan dan perbedaan. Bahkan secara tidak sengaja, aku menjadi “tempat sampah” dari problem kawan-kawanku, termasuk problem yang berhubungan dengan orangtua dan keluarga. Dan aku yakin, kalian juga pasti menduga, bahwa aku adalah saudara yang paling cuek dan kuat. Maka dari itu, aku berharap dengan berbagi cerita dengan bak (Farhan &Melda), mungkin aku bisa melepaskan sedikit demi sedikit beban yang ada pada diriku saat ini.
Tentu kalian masih ingat peristiwa dimana ketika umma menyiramkan segelas air aqua padaku ? saat itu aku benar-benar rapuh tapi harus berakting kuat. Mau marah, bakal merusak suasana. Mau menangis, gak lucu. Jadi kupilih tertawa saja, agar semua tetap merasa tidak terjadi apa-apa. Namun, kalian pasti tidak tahu apa yang terjadi padaku setelah itu. Aku tak ingin detail dan larut seperti sinetron-sinetron. Toh hal itu sudah menjadi makananku sehari-hari sejak masih kecil. Jika aku ngambek, kan lucu. Hingga akhirnya aku tahu, kenapa Buya dan umma membenciku sejak kecil.
Tanpa sadar, ketika kita berlebaran ke ketapang, Umma menceritakan bagaimana motif kebencian itu muncul. Dulu, ketika umma tahu, bahwa dirinya hamil untuk kedua kalinya dengan jarak waktu yang begitu cepat dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk memiliki anak lagi, mengakibatkan psikis Buya dan Umma labil dan belum siap, hingga muncul sikap ketidakterimaan, kebencian, dan kesedihan. Mereka berdua yang sudah paham tentang ilmu agama, tidak mungkin mengggugurkan kandungannya. Hal ini sudah aku rujuk pada teori psikologi dan ilmu filsafat manusia. Bagaimana paradigma atau cara pandang itu muncul karna emosi. Hal itu sulit untuk dihilangkan, kecuali objek yang dihadapi harus bisa memahami kondisi itu. Ah pasti kalian bingung, hmm contohnya begini saja lah, kalau seandainya nanti, misalnya Farhan memberikan sebuah mobil sama Buya dan Umma, pasti kalimat yang terucap dari mereka adalah “makasih ya”. Namun jika aku memberikan mereka sebuah rumah atau sesuatu yang lebih, pasti kalimat yang keluar dari mulut mereka adalah “ Dapat duit darimana..?”. pola pikir negatif yang sudah terbentuk pada Buya dan Umma terhadapku, sangat sulit hilang namun bisa berkurang. Nah, inilah yang menjadi persoalanku. Entah aku hanya merasa seperti seorang anak yang tak diinginkan.
Kalian mungkin tidak pernah tahu, bagaimana dulu aku pernah dikenalkan pada temannya Buya sebagai keponakannya, bukan sebagai anaknya. Bagaimana kejelekan wajahku menjadi bahan utama ejekan, maka dari itu kenapa akhirnya aku suka make up, karna selain memang hobi, aku juga ingin cantik dan agar tidak di ejek lagi. Bagaimana aku merasakan pukulan atau tamparaan Buya dan Umma, dari kesalahan yang kadangkala tak masuk akal atau mungkin tak pernah ada. Kalau memang dulu karna aku nakal, mungkin aku bisa memaklumi, tapi coba kalian bayangkan, tiba-tiba lagi nonton TV, pukulan sudah mendarat di badanku. Hah! ??? lalu, coba bayangkan lagi, bagaimana perasaan kalian ketika membangunkan buya dengan pelan, malah mendapatkan tamparan!????. semuanya aku ingat, walaupun itu petistiwa yang sangat lama sekali.
Awalnya aku bisa memaklumi dan memahaminya. Siapa yang tidak tahu latar belakang Kehidupan Buya dan Umma. Bagaimana mereka di didik, bagaimana kondisi keluarga mereka saat itu, semua mempengaruhi pada watak dan karakter. Maka dari itu, aku bisa memahaminya, mungkin itu hanya pelampiasan emosi sesaat, atau mungkin bagian dari cara mendidik anak untuk lebih kuat. Dan aku merasakan efeknya, badanku jadi kebal, aku bisa survive, aku jadi lebih pede dan berani, bahkan aku merasa lebih lentur bergaul. Semuanya berjalan dengan indah. Dan kadangkala aku justru merindukan peristiwa dipukul tanpa saalah, jika itu membuat Buya dan Umma bahagia dan bisa tenang, aku tak segan-segan dan dengan senang hati, akan memberikan badanku atau aku siap dimarahi. Namun, setelah aku tahu motif dan dampak paradigma negative yang tak akan hilang, aku merasa rapuh dan lelah.
Saya tidak ingin mengeluh, namun selalu ingin bersyukur. Siapa yang tidak tahu, bagaimana Buya dan umma begitu sayang dan bangga padaku. Seringkali Buya dan Umma curhat dan berbagi cerita denganku, termasuk masalah yang agak sensitive dan pribadi. Dan yang paling membuatku geli dan ingin tetawa, adalah sikap salah tingkah mereka ketika habis memukul dan memarahiku. Hmm saya tahu, mereka menyesal dan tak ada niat berbuat itu, namun sekali lagi, itu sudah pola pikir yang tak bisa diubah. Sampai kapanpun mereka tidak pernah percaya padaku. Lucunya lagi, jika aku tidak ada di samping mereka, mereka selalu merindukanku, membangga-banggakan aku, dan mungkin selalu ingin berkomunikasi denganku. Namun ketika aku ada disamping mereka, rasanya mereka ingin memukulku, memarahiku, dan mencibirku. Aku tidak pernah benar di mata mereka.
Kondisi dilematis inilah yang membuat emosi tak terkontrol. Dicintai sekaligus dibenci. Dirindukan sekaligus dihinakan. Dibanggakan sekaligus tak dipercayai. Lebih baik, di benci aja sekalian kalau kayak gini. Sikapku kan jadi mengambang. Bahkan saat ini, jika aku harus memilih, mending diusir aja sekalian, tidak dianggap anak atau mungkin aku akan bikin masalah yang sangat besar dan membuat mereka marah hingga aku tidak dianggapnya sebagai anak. Dan itu lebih baik untuk hidupku ke depan, karna langkahku semakin jelas dan pasti, arah mana yang harus aku lalui. Tidak mengambang seperti ini. Bagaimana aku bisa membuat mereka bangga, kalau mereka tidak akan pernah percaya padaku. Mau bikin benar, jadi salah, apalagi bikin salah..
Mengenai sekolah, terus terang, sekolah adalah hobi bagiku. Aku paling suka menuntut ilmu. Bisa mendapatkan gelar doctor dan kuliah ke luar negeri adalah keinginan dan impian ku. Betapa bahagianya punya orangtua yang selalu mendukung. Keuangan yang tak perlu dipermasalahkan. Fasilitas dan sarana yang tak perlu dikhawatirkan. Jika ada yang tak bersyukur pada kondisi itu, sangat naif dan bodoh sekali. Namun bagaimana jika semua itu hanya bagian dari rancangan dan desain orantua saja. Anak tidak diberikan kebebasan untuk memilih mana yang ia inginkan. Tidak diberikan kepercayaan untuk merencanakan kehidupan masa depannya. Umma pernah bilang “ pokoknya umur 28, kau sudah jadi doctor”, apa-apaan ini ?. Aku bukan robot ! kalau memang tidak bisa memperlakukan aku sebagai anak, maka perlakukan aku sebagai manusia. Aku punya hati, aku punya jiwa, dan aku punya mimpi. Bagaimana aku bisa menghargai mereka, jika mereka tidak pernah percaya dan menghargai aku.
Aku pernah mendengar Buya berkata “ kalau sudah punya anak s2 atau doctor, jika saya belum mati, maka saya akan bunuh diri “. Bagaimana pun aku adalah seorang anak, yang tidak mungkin ada tanpa orangtua. Tidak ada seorang anak yang tak ingin membahagiakan dan membuat orangtuanya bangga. Mungkin hanya caranya saja yang berbeda. Aku tak bisa melakukan apa-apa selain ingin memenuhi keinginan Orangtua, minimal membuat mereka bisa meninggal dengan tenang. Apalagi aku lebih suka berkuliah daripada kerja. Tapi lagi-lagi saya hanya mohon, jangan ada kesan, bahwa masa depanku adalah bagian dari desain besar orangtuaku. Dari hati yang paling dalam, saya menghormati dan menghargai rencana dan keinginan Buya dan Umma untuk kehidupan anak-anaknya, terutama saya. Karena tidak ada orangtua manapun, yang tak ingin melakukan sesuatu yang terbaik untuk anaknya. Mereka mengharapkan anaknya mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari pada mereka ketika menjadi seorang anak dari orangtuanya. Tapi kita semua tahu, apa yang menjadi kelemahan orangtua kita, kurangnya komunikasi yang bersifat pribadi. Kita, sebagai anak kadangkala diposisikan hanya sebagai pendengar bukan pembicara. Karena kita merasa harus memahami kondisi dan karakter Buya dan Umma, akhirnya kita hanya bisa memahami, diam, menyerah, bohong pada diri sendiri, tertekan, menangis atau……
Berapa kali aku melihat Farhan berbicara sendiri, itu adalah bagian ekspresi dari sebuah tekanan emosi yang begitu dalam. Mengapa Farhan selalu ingin berpacaran ?, karna ia butuh teman untuk berbagi, hingga tekanan yang ia rasakan bisa berkurang. Apalagi yang terjadi pada Melda, tentu kita tahu, sikapnya tidak normal, tapi jika kita tahu kenapa dia bisa begitu, pasti kita akan bisa memahaminya. Itu hanya pengalihan atau sekedar mencari perhatian yang hilang. Kalau boleh jujur, sebenarnya bukan bak titin dan Mas Uus yang ia benci, itu hanya pelampiasan saja. Siapapun yang akan bersamanya, pasti akan mengalami hal serupa dengan Bak Titin. Coba sekali-kali bertiga ngobrol kek, curhat-curhatan. Kalau Melda gak mau, ya pancing lah. Dulu aku pernah kok mendengarkan Melda Curhat……
Apalagi denganmu, bak. Siapa yang tidak tahu, mengapa akhirnya kau memilih untuk cepat menikah. Padahal aku tahu, kau punya mimpi dan rencana masa depan. Kau hanya butuh seseorang untuk bisa berbagi dan keluar dari lingkaran rencana Buya. Kau juga tertekan karena Kau tak bisa jujur, karna kau lebih memilih diam. Aku tak bisa seperti itu, bak. Aku adalah wanita dewasa, umurku sudah 25 tahun, aku bisa memilih sendiri jalan hidupku, mana yang baik untukku. Aku bukan anak kecil lagi, yang jika tersesat, tidak tahu jalan pulang. Satu pertanyaanku untukmu, bak. Kauingin aku sepertimu….?
Sejak dulu, aku tidak punya keinginan untuk kuliah di UIN, jika pun dulu aku harus ke Malang, UIN bukan pilihanku, tapi Brawijaya atau UM. Namun ketika harus kuliah di UIN Jakarta, aku tak bisa memilih, karna aku tidak punya pilihan dan kekuatan saat itu. Dan sekarang aku ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri, sebelum lulus S1, aku sudah mencari info, tapi ada syarat yang tidak bisa kupenuhi, yaitu pengalaman kerja di pemerintahan minimal 2 tahun. Akhirnya aku memilih melanjutkan kuliah S2 di Indonesia sambil Bekerja. Dan pilihanku, jika tidak di UI ya di UGM. Tidak ada maksud untuk menunda, namun aku hanya gagal saja dan menunggu kesempatan lagi. Tiba-tiba aku dikondisikan untuk memilih UIN lagi, hanya alasan untuk mendapatkan status mahasiswa S2 dengan segera. Namun lagi-lagi, karna aku memang tidak sreg, aku memilih mundur dan tetap mengikuti ujian masuk di UI. Kalau Buya dan Umma tidak mengerti dan tidak bisa memahami alasanku, dan menganggapku hanya sebagai pengangguran yang selalu menghabiskan duit saja, suruh saja mereka yang kuliah. Apa yang sebenarnya yang mereka kejar ? lama-lama aku jadi tidak bersemangat untuk kuliah. Sekarang siapa yang egois ? ya sama-sama egois. Kalau begitu tak usah saling menyalahkan dong.
Tapi bak gak usah khawatir, aku gak akal ngambek trus gak mau melanjutkan kuliah atau malah aku mengikuti langkahmu, menikah. Hmmmmm, aku masih waras, bak. Aku akan kuliah memenuhi keinginan mereka. Aku hanya ingin kau tahu aja, tentang kondisiku saat ini, tak usah di besar-besarkan, atau di lebay-lebay kan, walaupun memang aku lebay, heeee
Sangat tidak etis jika kita menghakimi orangtua kita. Walaupun, (anggap saja) mereka bersalah, namun kesalahan mereka hanya dapat diukur pada konteks sekarang, alias beda zaman. Saya yakin mereka tidak akan pernah merasa bersalah, karna jika diukur menggunakan kaca mata pada masa mereka, mereka justru yang terbaik dari pada masa orangtua mereka. Dan aku tidak akan, bahkan tidak pernah menyalahkan mereka. Aku hanya butuh waktu untuk mengatur emosiku. Jujur saja, aku shock setelah mendengar pengakuan Umma, bahwa sebenarnya ia tidak menginginkan aku ada, yaa terlepas dari alasan dan motif yang ada saat itu. Dan kini yang aku rasakan adalah rasa kebencian yang tidak ingin bertemu, dan tidak ingin berkomunikasi dengan Buya dan Umma.
Jalaluddin Rumi, sang sufi pun pernah berkata “sudah 1001 makna cinta aku jelaskan pada semua orang, namun ketika cinta itu datang sendiri padaku, aku malu dengan semua itu”. Disini bukan persoalan cinta yang ingin kusorot, namun cinta mewakili semua elemen emosi yang ada dalam diri manusia, seperti benci, senang, suka, malas, rajin, marah, bingung, gelisah, dan sebagainya, yang semuanya tidak bisa diukur oleh manusia yang lain. Jadi, aku hanya ingin bak dan adik-adikku, bisa memahami kondisiku saat ini, sunggguh ! aku tidak membenci Buya dan Umma, namun, aku hanya butuh waktu. Dan sekali lagi, bak tak perlu resah dan gusar, aku hanya butuh waktu saja, mungkin ini hanya sebuah proses pendewasaan, walaupun aku juga belum tahu sampai kapan. Jadi, dalam waktu singkat, aku belum bisa pulang.
Jangan pernah katakan bahwa aku tak sayang Buya dan Umma, justru aku merasa kenapa aku tak bisa mengontrol emosiku hingga harus meluangkan waktu 10 menit untuk menangis, karena aku begitu sangat sayang pada mereka. Aku juga tidak ingin kehilangan mereka. Kalau pun boleh, aku hanya ingin memeluk mereka dan tidak ingin kulepaskan. Kau tahu bak, kenapa aku tak ingin berpacaran saat kuliah S1, karna aku ingin fokus dan mendedikasikan gelar sarjanaku untuk Buya dan Umma. Dan saat ini, aku masih belum punya pacar, yang bisa berbagi dan aku bukan type orang yang suka bercerita atau sharing dengan kawan-kawan mengenai keluarga. Justru sampai sekarang mereka tidak tahu tentang aku secara detail. Tapi aku kan masih punya kamu, bak. Walaupun agak gawat, dan sensitive, heeee….
Aku hanya tidak ingin merepotkan orang-orang, kau pasti tidak pernah tahu, jika aku sempat di rawat di rumah sakit gara-gara typus akhir Januari kemaren kan. Masak kayak gini harus laporan, kan udah gede, heeee…. Saat ini aku lagi bantuin teman menjadi reporter di Majalah, dan aku tak mengharapkan gaji darinya, yang kuinginkan aku hanya ingin punya aktivitas, pengalaman dan bersosial untuk mencari jaringan. Ya kau kan tahu, aku tidak aktif di organisasi manapun. Tapi kali ini, aku lagi nyari kerja yang tetap dan sesuai yang aku inginkan. Susah sih cari kerja yang cocok, tapi namanya aja usaha.
Karena untuk waktu dekat aku belum bisa pulang ke rumah, jika Farhan atau Melda mau ke Jakarta pas Liburan, ya saya tunggu. Dan yang terakhir, jika nanti kau mendengar kabar yang tak baik dan tak enak tentang aku, jangan pernah di respon secara serius. Kalau Buya dan Umma yang mendengar, saya berharap bak bisa menenangkannya. Percayalah, aku tahu mana yang baik dan yang terbaik untukku. Lagipula pergaulanku kini semakin heterogen, semua kalangan aku coba masuki, dan aku harus pintar memainkan peran. Tetap saja komunikasi, kalau ada apa-apa, okey.
Salam,
Ciputat, 20 Februari 2010

Hari kasih sayang

Sebenarnya tidak bermaksud untuk membesar-besarkan moment valentine yang katanya sih, haram lah, boleh lah, wajib lah….. ah terserah apa maunya. Yang kulakukan hanya ingin silaturahmi saja.
Jadi ceritanya begini, kemaren pas hari Minggu, yang bertepatan dengan hari Valentine (katanya) alias hari kasih sayang, ku kirimi sms yang tertulis “ Selamat hari kasih sayang, semoga moment ini menjadi perekat silaturahmi dan menjadi pijakan untuk lebih baik di hari esok. Karna anda tidak pernah sendiri “, pada semua orang yang ada di phonebook ku. Nah hingga akhirnya, akupun menikmati membaca balasan sms dari sahabat-sahabatku yang beragam.
Mungkin sebagian dari sahabatku sudah tahu tentang karakterku, kalau aku malas banget untuk mengirimi sms, kecuali sangat penting dan mendesak, atau hanya sekedar iseng dan menyebarkan info, bahlan males juga membalas sms yang tidak bersifat pertanyaan.
Nah dari balasan sms yang beragam itu,dengan tidak sok teoritis, saya hanya mencoba mengklasifikasikan,…
Pertama, ada yang balik mendoakan, seperti dari Zubaidi Roqib (dengan kalimat yang sama dan semoga keberkahan doatadi kembali pada novie ..), atau dari pak Mahalli ( setiap hari kita hidup dalam kasih sayangNya, dan sewajarnyalah jika antar sesame selalu kaksih dan sayangsetiap hari. Tak ada hari tanpa kasih sayang), lain lagi dari kawanku, mas Permana (Terima kasih dan alangkah indahnya bila kita setiap saat menerapkan kasih kepada sesama hingga terwujud masyarakat madani ) atau dari mas Kholil si staf DPR, (semoga berkah dan kasih sayang Allah selalu tercurahkan pada kita) dan juga dari Alif, kak Nafsiyah, Acank, dek Aswin, Dek Hasbul, my loving reno (di bulan ini banyak orang yang sibuk mikirin hari kasih sayang tapi aku gak, karma setiap hariku adalah kaksih sayanguntukmu, adalah cinta yang selalu kujaga sepenuh rasa, sekuat asa. Sampai mati )
Kedua, Senada dengan yang diatas, walaupun balasannya hanya singkat, yaa hanya denga kata “ amien “ atau “ makasih “, atau “sama-sama” dan “happy valentine juga ya”, namun itu semua merepresentasikan ketulusan dan keikhlasan sebagai seorang sahabat dan kelurga. Seperti dari mas Aboy, pak Hadiri, Firo di Malang, Yayuk Roses, Eman, Mas Khum, Hikmah, Mas Didi Hasyim, Dek Silvi, Dino, Bang Long di Pontianak, Mas Dewok, Anie, Dhofier, Dek Muis, Bu Elma, Bang Ginting, Aidedeh, Mas Agus Bulungan, Hafas Giring Angin, Cak Zainuri, Dinillah Manurung di Medan, pak Suadi Sa’ad, Syakir, kak Syadzali, mas Tata, Mas Radhar, Zamroni, Mas Hadi, Mas Adi Prayitno, Latif dan Kholil di Surabaya, Ilie dan Inung, dek Fathi, Lisfa, juga mas Hunter.
Ketiga, ada yang membalas dengan ucapan “gong xi fa cai” tahun baru imlek, seperti kak Taufik, Tijani dan Syakir. Aduh saya seakan-akan tersindir. sorry
Dan yang keempat ada beberapa kawan yang masih membalas dengan nada negative, terlepas apa alasannya, namun ternyata niat tulusku untuk silaturahim, malah di omelin. Seperti kata-kata (Salah besar bila seseorang menjalankan hari kasih syang cumanpada tgl 14 feb, bukankah hari kaksih sayang itu ada setiap hari dan tgl 14 feb itu hanya lah hari kematian seorang pastor . kita telah dibodohi, orang2 yahudi dan nasrani yang benci akan bedaya islam) atau kata yang cukup kratif tapi memiliki makna yang baginya tidak peduli dengan valentine ( no woman, no man, no second, no hour, no soul, no body, no thing, no being, no thought, no act, no live, no love, no happy, no valentine…..) dan yang lebih sadis lagi dan juga bawa-bawa agama nih ( Aku gak peduli, karma aku muslin, bukan Kristen ), wehhh, apa-apa ini….hem
Semua orang pasti punya alasan, mari kita hormati dan hargai alasannya. mau jawab negative kek, mau jawab yang baik-baik kek, bahkan yang tidak membalas sms ku. Aku hanya ingin berbagi, aku hanya ingin silaturahim, dan tidak ada kepentingan apapun.. sebenarnya yang ingin kutulis buka kata-kata itu, tapi “ I love you, cinta, muuachh “, heeee
Terakhir, makasih cinta, masih menganggapku ada…..

all about Novi

All about Novi…
Hati-hati sama Novi, selain dia itu cool, ia lebih suka jadi pendengar waktu ngobrol, jadi jangan heran kalo dia cermat banget mendengarkan tapi sebenarnya untuk mencari kesalahan bicara orang. Nah lu harus jaga cara bicara dan jangan sok pamer atau jagoan.
Novi tuh gak suka dikritik, dan kalau lu mau mgeritik dia, kritikannya harus membangun, jangan menyudutkan. Selain itu novie juga bukan orang yang humoris alias humornya garing. Tapi menyukai seni, so kalau kencan bawa saja ke galeri atau pameran seni, pokoknya yang berbau seni.
Kalau mau pilih topic pembicaraan, kesukaan Novi tuh yang agak teoritis dan jangan topic ecek-ecek alias udah basi. Dan novie tuh sensitive terhadap rasa marah orang lain, jadi kalau macet jangan marah-marah. Orangnya disisplin, jujur dan paling takut menyinggung perasaan orang lain.