Kamis, 06 Mei 2010

Sendiri atau Bersama …?

Entah mengapa, sehabis latihan teater di Bulungan, Blok M, yang kadang sampai jam 1 malam atau bisa jadi sampai jam 2 malam, biasanya aku mampir ke warnet temanku yang terletak di samping kampus UIN, di jalan Semanggi, bukan untuk hanya sekedar online atau cek komentar facebook-ku, tapi kadang-kadang aku hanya ingin bertemu dengan kawan-kawan, untuk sekedar ngobrol, atau hanya menjadi pendengar saja, meskipun aku tak mengenal mereka. Sampai saat ini, walaupun setiap malam saya bertemu dengan mereka, tetap saja, aku tak ingat nama mereka, satu-persatu. Kadang yang menjadi anekdot, setiap kali bertemu, aku selalu berkenalan dengan mereka, padahal kemaren, aku sudah berkenalan dan ngobrol.

Jika aku mulai bosan untuk mampir ke warnet tersebut, atau merasa sungkan, karena sering ke sana, kadang aku menumpang minum jahe susu di ankringan depan café Resto. Disana aku berbincang dengan pemilik kedai nasi kucing atau mencoba mengajak ngobrol dengan orang-orang yang berada satu bangku denganku. aku yakin orang yang suka makan nasi kucing atau sekedar minum jahe susu, pasti kurang lebih memiliki karakter yang sama denganku. dari itu akau yakin, obrolanku, pasti nyambung.

Tentu kalian akan bertanya, mengapa aku tak langsung pulang ke tempat kosanku sehabis latihan.? Padahal, kalian pasti tahu, bahwa fisikku telah lelah dan remuk. Huh ! rasanya ingin cepat berbaring dan memejamkan mata. Namun aku merasa hampa dan ada sesuatu yang kurang, jika aku tak mampir ke warnet temanku atau ke ankringan. Sepertinya aku butuh teman ngobrol, tapi aku hanya tinggal seorang diri di kos yang tak besar.

Jam setengah tiga pagi, aku pamit pulang. Kembali ke kos. Memarkir motor depan kamarku. Buka pintu. Menguncinya. Meletakkan tas di kursi biru, helm di atas rak buku, dan kunci motor di atas meja. Mematikan lampu kamar depan, karena setiap meninggalkan kos, aku pasti menyalahkan lampu kamarku.

Beranjak ke ruang tengah. Menyalahkan dispenser untuk air panas. Menghidupkan Teve. Menggantung syal dan jaket. Berganti pakaian. Membersihkan wajah sambil menonton “Rachel Ray” di Metro TV, tentang bagaimana membuat resep kudapan atau makanan ringan. Membuat susu. Masuk kamar mandi. Membersihkan badan, wajah dan sikat gigi. Berwudhu dan solat Magrib, Isya’ dan Tahajjud, maklum, latihannya mulai dari jam 5 sore, jadi sekali-kali aku menjadi syi’ah , Magrib dilakukan di waktu Isya’.

Solat dilakukan di ruang depan. Kemudian kembali ke ruang tengah. Minum susu yang sudah tak panas di atas kulkas. Mempersiapkan tempat tidur. Mematikan lampu, karena saya suka gelap. Dan membiarkan TV tetap menyala.

Mengecilkan volume TV. Berbaring dan membiarkan mata terlelap. Namun kadangkala, ketika tak bisa tidur maka ku putuskan untuk menunggu waktu Subuh, --maklum, kadangkala subuhku pindah jam tayang ke jam 8 pagi—dengan menonton TV, membaca, menulis, membuka laptop, atau hanya sekedar merapikan baju. Hufh ! tidak mungkin aku menelpon teman-teman pada jam segitu, selain akan mengganggu waktu istirahatnya, aku pun kurang suka, jika mendapatkan telepon pada jam-jam istirahat.

Kalian pasti sudah menebak, jam berapa aku bangun tidur ?!. Yup !. aku bangun tidur sekitar jam 10 atau jam 11 pagi. Kebiasaan inilah yang sudah terekam oleh teman-temanku. Makanya mereka tidak pernah datang ke rumahku atau sekedar mengirim sms “selamat pagi, cinta”, pada jam-jam sebelum jam 11.

Bangun tidur. Menyalakan TV. Mencari program gossip. Minum air satu botol kecil. Meregangkan otot dengan olahraga ringan. Melakukan olah nafas. Buka kulkas. Berfikir mau masak apa . ke dapur dan menyiapkan sarapan plus makan siang.

Makan siang. Mandi . solat. Dan menjalankan agenda. Entah itu nonton tv, atau ke Gramedia, atau silaturahim ke rumah teman, atau online, atau membaca , atau pun menyelesaikan tulisan. Jam 5 sore, aku harus ke Bulungan untuk latihan.

Hmm…. Entah apa yang ingin dikomentari. Apakah hari-hariku begitu indah ?, atau bahkan terlalu membosankan ?, atau bisa jadi begitu kaku ?. Namun aku begitu menikmati hari-hariku. Di satu sisi, aku butuh seorang teman yang bisa tinggal bersama denganku. namun disisi yang lain, aku suka dengan kesendirianku, bahkan aku takut kehilangan kesendirianku. Karena bagiku, mencari keramaian itu mudah, namun mencari kesendirian itu susah….

Jika pun aku boleh berdoa, “Tuhaaaaan…. Hentikan sejenak waktuMu! Aku ingin berpesta…”.

Ciputat, 06 Mei 2010. Jam 04.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar