Senin, 21 Juni 2010

Nama itu…

Ketika suatu sore menjelang, sengaja ku duduk di bangku taman dekat rumahku untuk sekedar menghirup udara yang tak segar. Aku hanya butuh bernafas dan butuh pemandangan yang baru untuk sekedar menghilangkan penat karena sudah 3 hari kufokuskan pikiranku untuk menyelesaikan proyek kerjaku di dalam rumah. Hah… rasanya indah. Hingga suatu ketika seorang bocah lelaki yang berumur sekitar 4 tahun menghampiriku karena mengejar bola kecil yang ada di bawah bangku taman, yang kududuki, kemudian ia menyapaku,
“Hai Tante, ….” Ia tersenyum manis dan aku pun larut dalam senyuman itu. Ku coba membantu mengambilkan bola miliknya setelah kulihat ia tak bisa menjangkaunya. Lalu kuberikan bola kepadanya dengan senyuman.
“Terima kasih, tante….”. lalu seorang pria dewasa datang menghampiri kami seraya berteriak memanggil nama bocah kecil itu. Namun Tak kusangka sepertinya kumengenal pria dewasa itu.
“ Hei… lama kita tak bertemu!?” aku menyalami pria itu yang kebetulan adalah ayah dari bocah kecil itu.
“ sudah 4 tahun ya, kita gak bertemu, bagaimana kabarmu ?” lelaki itu duduk di sampingku dengan jarak 5 jengkal tangan dari posisiku.
“ Kabarku baik, dan aku yakin kau pasti juga baik kan, apalagi sekarang kau sudah menjadi seorang ayah. Kok aku gak dikasih kabar, jika kau kini sudah punya anak, sudah 4 tahun pula…?”. dia hanya tersenyum sambil menaikkan anaknya ke pangkuannya……dan aku memainkan rambut anaknya.
“oh ya, sapa namanya ?” aku mencoba berbincang dengan bocah kecil itu sambil menyentuh tangan mungilnya.
“ namaku, Alek, tante. panjanganya, Alaika Arju “. Jawaban bocah kecil yang lugu dan lugas itu tiba-tiba menghentak lamaunanku. Membuyarkan daya nalarku dan memaksa memoriku kembali pada masa lalu, 4 tahun yang lalu, dimana ketika pertengkaran yang romantis itu terjadi.
_____----------_______----------
“ Pokoknya kalo tar kita punya anak laki-laki, aku beri nama Alaika Arju, titik !”
“ ya gak lah….secara gramatika bahasa Arab, jelas itu salah , dan tak mungkin punya makna.”
“ kalo gak punya makna, ya paksain aja , pokoknya aku suka dengan nama Alaika Arju, terserah!”
“ ya gak boleh gitu, itu kan juga hak ku, aku juga wajib menentukan keputusan itu, dia kan bakal jadi anakku juga “.
“ aahhh… aku tak ingin bertengkar hanya gara-gara ini !”
“ sapa juga yang memulai. Kan kamu sendiri, ya kan ?” lelaki itu memelukku dan mencium keningku mengajakku bercanda..
______----------____________-------------________
Aku masih duduk termangu seakan tak percaya apa yang telah terjadi. Nama itu yang tak ia inginkan menjadi nama calon anaknya, tapi kini ia memberi nama itu pada anaknya, meskipun bukan aku ibunya…
“ maafkan aku, Nov…. aku tak sempat meminta izin padamu!” lelaki dan bocah kecil itu beranjak dari bangku taman dan meninggalkanku sendiri yang masih tak percaya dan menyesal…..aku hanya bergumam sendiri dalam hati “ mengapa mesti begini ceritanya…? Justru aku yang ingin meminta maaf padamu, karena sudah mengingkari janji, hanya karena ambisiku untuk mengejar mimpiku”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar