Senin, 21 Juni 2010

Surat Cinta Untuk Lelaki bermata Kelinci ……… ( 6 )

Cinta…..,
ketika sore menjelang, aku menemui seorang pria yang sudah 3 kali mengajakku bertemu, namun baru kali ini aku bisa menemuinya. Di sebuah tempat makan yang menyediakan soto Madura ter-enak, kami akhirnya bertemu. Dengan baju rapi bergaya flamboyan dan kaca mata hitam yang agak mengganggu. Pria itu menyambutku sopan dan kami mulai berbincang sambil menikmati soto;
Pria : “ Nov, mungkin aku tak punya bakat untuk berbasa-basi. Jujur, aku mengagumimu dan menyukaimu. Dan yang kutahu sampai saat ini, kau masih single, jadi… maukah kau menjadi kekasihku “
Aku yang sedari tadi sibuk meniup kuah soto yang panas, hampir saja menyemburkan ke wajahnya ketika mendengar perkataannya. Namun aku tak bisa menahan geli dan tawa.
Aku : “ yaelah mas… mas… jadi tujuan ngajak aku makan, ini tah ? hmm… “
Pria : “ iya, lalu…. Bagaimana jawabanmu, Nov ?”
Aku : “ Mas, aku juga gak punya bakat berbasa-basi, tapi sebelumnya aku pengen ngucapin, makasih buanget. Aku memang saat ini sedang sendiri. Tak punya kekasih. Tak punya suami. Dan tak memiliki komitmen dengan siapa pun. Tapi ,….kau harus tau, saat ini, aku sedang mencintai seseorang”
Pria : “si lelaki bermata kelinci itu kah ?”.
Aku : “ Loh ? kok sampean tau ?”
Pria : “ Aku sudah baca beberapa surat cintamu di FB. Apakah lelaki itu nyata ? bukankah itu hanya khayalanmu saja ?”
Aku : “hemm…. Kok khayalan ? lelaki itu memang ada.”
Pria : “ lalu ?, apakah dia tahu, bahwa kau mencintainya ? “
Aku : “ mungkin, “
Pria : “ Kau sudah mengatakannya, bahwa kau mencintainya ?”
Aku : “ Tidak ! “
Pria : “Loh ? lalu ?”
Aku : “ hmm… aku hanya menulis surat cinta untuknya. Aku pun tak tau, apakah dia memahami maknanya atau hanya sekedar membacanya saja. Yang penting aku sudah ungkapkan lewat tulisan, bahwa aku mencintainya “.
Pria : “Mengapa kau begitu mencintainya ,Nov ?”
Aku : “ entahlah, mas… apa perlu aku jelaskan ?”
Pria :” iya.. jelaskanlah ! aku ingin tau !”
Aku : “ mas, cinta itu adalah rasa bukan kata. Jadi buat apa aku menjelaskannya.”
Pria : “ okey, lalu apakah ia juga mencintaimu ?”
Aku : “ entahlah,.. aku pun tak peduli dengan itu. Apakah ia tidak suka jika aku mencintainya atau malah ia juga menerima cintaku, aku tak peduli. Cinta itu, memberi bukan menuntut. Saat ini , aku sedang menikmati indahnya mencintai. Jikapun aku bisa memilikinya, aku justru takut dan khawatir, apakah aku bisa membahagiakannya. Kau tahu lah, mas… aku belum pernah pacaran. Namun sejujurnya, aku ingin bersamanya, hemm ya… kita tunggu keajaiban Tuhan saja. Aku yakin, Tuhan punya maksud, mengapa kami dipertemukan. Entah itu hanya sebagai sahabat, keluarga atau yang lain. Aku hanya bisa menunggu, dengan membiarkan kemungkinan itu terbuka dengan sendirinya. Itu saja “.
Pria : “ sampai kapan kau akan mencintainya ?”
Aku : “ Entahlah…. Aku tak bisa memastikannya”
Pria : “ kau tau, Nov? kau adalah wanita tergoblok dan tercerdas yang pernah kutemui. Mencintai seorang pria yang tak mencintaimu, namun kau masih saja bertahan…. Terserah ! lakukan apa yang kau inginkan! Aku tak paham…”
Aku : “hee…. Kita bersulang dulu yuk, mas “
Tos……….tos……… tos………
____________________
Cinta….
Jangan ragukan cintaku !
Sesekali jangan… ! karena aku tak pernah ragu.
Ragu hanya mlik kebingungan. Dan aku tak bingung
Bingung hanya milik kebohongan. Dan aku tak bohong
Bohong hanya milik kepengecutan. Dan aku tak pengecut
Pengecut hanya milik kekerdilan. Dan aku tak kerdil
Hanya saja, aku tak tahu…. Bagaimana cara mencintai
Maka dengan kerendahan hati. Tolong ! jangan ajari aku bagaimana cara mencintaimu
Tapi, cintailah aku dengan bagaimana aku mencintaimu….
To be continued…
Wonocolo Surabaya, 22 Juni 2010. 01.23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar