Rabu, 27 Mei 2009

jogja.....

Aku tak menyangka liburanku selama di jogja sungguh sangat menyenangkan,. Berawal dari tidak dapatnya kursi di kereta. Untungnya saja, bukan hanya aku saja, yang mengalami kesusahan itu. Jangankan tidur, duduk di bawah saja, tak bisa, terpaksa aku berdiri walau akhirnya bisa duduk di meja restorasi. Banyak cerita yang bergulir didalam kesesakan kereta gerbong restorasi. Dari perkenalanku dengan si fitri, gadis Lampung yang mengadu nasib sebagai karyawan toko di kota Jakarta. Ia berniat ke daerah Gombong, untuk bertemu dan silaturahim dengan kekasih gelapnya. Kenapa ku sebut gelap, karena mereka belum pernah bertemu muka, hanya melalui telpon, hp dan kirim2 foto. Kenapa saya bisa bertemu dengannya ? karena ia pertama kali naek kereta ekonomi dan butuh petunjuk …..

Untung saja saya bertemu dengan Andy, mantan mahasiswa UII jogja beberapa bulan yang lalu, yang mencoba mengadu nasib di Jakarta. Mungkin karena sama2 punya nasib tak dapat kursi, kami pun berkenalan dan saling tukar no hp. Ternyata indah ya menjalin persahabatan dengan orang baru. Aku tak habis pikir, terus terang aku tak suka berkenalan yang nantinya hanya sebentar. Toh setelah kereta ini berhenti dan kami pun berpisah, maka tak ada lagi cerita. Tapi aku salah, ketika aku di jogja dan tak punya arah, untung ada si Andy. Tapi walaupun tak bertemu lagi dengan fitri, tapi cerita fitri mengingatkanku pada pertemuan dengan Wendys.

Wendys, lelaki yang kukenal melalui Hp, katanya ia dapat nomerku dari salah satu temenku, yang akhirnya terungkap bahwa dek Mujiblah yang memberikan nomerku. Yang kutahu, Wendys lelaki lebih muda 3 tahun dibawahku. Maka tak salah jika kuanggap ia sebagai teman plus adik. Aku gak peduli seperti apa dia, tapi persahabatan yang kami jalin, sungguh indah. Walaupun dek Mujib mengabarkan bahwa Wendys anak orang kaya, cakep dan keren. Aku tetap tak peduli. Lucunya lagi pas kami ketemu, sungguh sangat lucu dan menggelikan. Sepertinya dia salah sangka terhadapku, sampai akhirnya ia malu dan pergi begitu saja…..hehehahaha dasar anak kecil….

Sesampainya ku di jogja, aku mencoba menelpon Asep, untuk menumpang mandi. Setelah mandi aku langsung menuju Keraton, dimana rombongan adiku telah memarkirkan bisnya. Dari keraton, kami menuju monument jogja kembali lalu ke Borobudur dan Malioboro. Yang menjadi terkesan, adalah kebersamaanku dengan adik dan juga rombongan. Dengan sedikit ngebanyol, dan berisik hingga membuat rombong bis 2 jadi jengkel, tapi mereka merasa kehilangan ketika aku harus berpisah….hik hik.

Paginya kami ke Paris alias parangtitis, karena ombaknya sangat besar, maka kami tak bisa mandi, tapi cukup seneng dengan foto lancat ala gw…hehehe… dan akhirnya kami pun berpisah.

Mataku benar-benar ngantuk, tapi kupaksakan kakiku menuju UGM untuk mencari info, tapi aku merasa tidak nyaman dan tidak menarik jika harus nantinya aku kuliah disini. Maka aku kembali focus, pada alternative ke-2. Tetap kuliah s2 di UI, dengan kuliah Malem dan di Salemba, karena paginya aku ingin bekerja. Aku tak peduli masuk jurusan apa, yang tepenting kelasnya di Salemba, karena aku yakin disana membuka akses yang luas untuk apapun….

Lalu ku telpon Asep dan aku istirahat di kosannya. Satu hari kuhabiskan waktu hanya untuk istirahat alias tidur. Tapi yang tak habis pikir, ketika keesokan harinya, Asep dengan tanpa ragu mengatakan sesuatu yang mebuatku tak mengerti. Apa sebenarnya maksudnya, aku benar2 tak mengerti. Ia menganggap sikapku jadi kaku dan tak biasa hanya karena Resti. Berapa kali ia menjelaskan bahwa resti bukan lah pacarnya. Aku kaget dan benar2 tak mengerti. Memangnya kalo benar Resti pacaranya, apa peduliku. Oh my God….aku jadi ngerasa bersalah dan gak enak sama asep. Makanaya ku putuskan tinggal di tempat adik kelas.

Untung saja, ketemu si fajri, lalu si Fitri yang kebetulan dulu muridku ketika di pondok. Aku benar-benar bisa istirahat. Dan akhirnya ketemu juga dengan si wendys. Walaupun…. Ya gitu deh. Lalu minum kopi di mato barenga si Imam, yang juga alumni dan juga si Muhsin yang banyak omong, ia baru diem ketika aku harus jujur, bahwa aku lebih suka kalo dia diam saja. Tapi ketika dia hanya diam, aku jadi ngerasa salah….

Jam 11 malam, manan dan ozan datang menjemputku di Benteng. Kami merayakan tasyakuran wisudanya Manan di Paris. Indah sekali…. Aku memang suka laut… aku suka pantai…. Aku suka ombak… hinggap matahari pun hampir mengintip. Kami pun pulang dan tidur….

Jam 11 siang, kami bangun dan siap-siap balik ke Jakarta. Karena Ozan bawa mobil Kantor, mau gak mau aku harus ikut ke Indramayu. Bersama 2 temen kantornya, kamipun melaju ke indramayu. Dari perjalanan magelang, Purworejo, Gembong, Bumi ayu, Tegal, Brebes dan sampai pada Indramayu. Aku mencoba untuk tidak sediktpun memejamkan mata, hanya untuk melihat alam. Baru kali ini aku naek mobil keliling jawa Tengah. Uuuhh indahnya. Terima kasih Tuhan…terima kasih Sobat….

Jam 1 pagi kami sampai di Indramayu, kemudian kami langsung tidur dan jam 7 pagi aku sudah bersiap-siap balik ke Jakarta. Dengan bis Luragung aku menuju Priuk dan kembali ke Ciputat….

Jogja memang membuatku berfikir, menikmati kesendirian keliling malioboro dan termenung di Taman Pintar sambil menikmati tawa anak-anak kecil berebutan air mancur. Itulah momen dimana aku menemukan sebuah keputusan dan kesimpulan hidup. Apa yang harus kulakukan ke depan harus begini……..harus begitu……

Sekarang, aku harus berbuat…………………..!!!!!!!!!!!!!!

Kelas IC atas,26 Mei 2009, 14.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar