Selasa, 19 Mei 2009

sudah cukup

Entahlah apa yang ingin kutulis, tapi sebenarnya hari ini aku ngerasa bahagia. Bukan , sebenarnya sejak tadi malam, aku ngerasa bahagia. Aku merasa masih ada cinta untukku. Tapi lagi-lagi aku takut untuk mencinta. Aku takut untuk memulai. Aku terlalu mengandalkan kalimat “biarkan kemungkinan itu terbuka dengan sendirinya”. Seandainya ada orang yang benar2 cinta dan aku pun juga cinta, aku pun masih takut untuk mencinta. Aku takut menyakiti. Aku merasa tak pantas saja.

Banyak hal yang kupelajari dari pelajaran kemaren, semua yang secara tak langsung diberikan oleh Tuhan, sebagai bentuk dari kasih sayang-Nya padaku. Lama-lama aku berpikir, bahwa apa yang Tuhan berikan padaku, hanya untuk membuatku berfikir dan memilah, mana yang baik dan yang tak baik untuk hidupku. Emang dasar akunya, ingin dicoba semuanya, tapi aku tak menyesal atas semua yang terjadi padaku. Aku tetap bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan, semua itu adalah anugerah dalam hidupku.

Akhirnya pun aku merasa jenuh dan harus ada yang dikoreksi. Apa yang kulakukan semuanya justru membuat orang lain terluka. Cukup lima lelaki saja.selanjutnya aku tak bisa berkata apa-apa, aku takut jika aku berkata, justru kemakan lagi. Yang kuubah hanya motifnya saja. Kalo dulu hanya bermotif, nafsu, pengalaman, dan pembelajaran. Nah sekarang harus ada cinta…

Aku pun tak bisa menakar, apakah cinta yang abadi atau hanya sementara, tapi yang kuinginkan hanya ada cinta, ada rasa, bukan karena nafsu belaka.

Sekali lagi, aku tak pernah menyesal, aku hanya ingin masa lalu menjadi motivasi bagi hidupku. Saat ini aku justru merasa kasihan dan bersalah pada lelakiku. Apa yang bisa ku lakukan pada mereka, aku tak bisa memberikan apa-apa. Bagaimana jika kukatakan bahwa sebenarnya kemaren hanya main-main dan tak ada rasa apapun untuknya. Maafkan aku… tapi biarkan ku sampaikan kata terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar