Rabu, 13 Mei 2009

Liburan…,

Liburan adalah sesuatu yang selalu ditunggu, apalagi oleh orang-orang yang selalu mengisi waktunya dengan kegiatan dan rutinitas yang padat dan sangat membosankan. Jelas terpancar bahagia di raut siapapun ketika mendengar kata liburan. Karena liburan selain sebagai media mengistirahatkan jiwa dan raga, juga bisa mendapatkan paradigma yang berbeda dan inspiratif

Ada beberapa film yang bertema liburan, seperti The Holiday yang di bintangi artis-artis pemenang penghargaan seperti Cameron Diaz, Kate Winslet, Jude Law dan Jack black. Secara singkat film ini menceritakan dua gadis berbeda Benua, mengisi liburan dengan saling menukar tempat tinggal. Diaz yang hidup di Amerika, sedang patah hati karena dikhianati oleh sang kekasih memilih menempati rumah Winslet di Inggris sebagai tempat liburan, begitu juga sebaliknya Winslet yang saat itu sedang di pecat dan dicampakkan oleh kekasihnya, menyanggupi tawaran Diaz melalui internet. Ketika mereka sampai pada tempat tujuannya masing-masing, mereka pun menikmati liburannya sehingga dalam perjalannanya, pikiran mereka terbuka dan menganggap bahwa hidup itu tidak selebar daun kelor dan masih banyak kemungkinan dan kejutan yang terjadi dalam hidup ini. Diaz mendapatkan cinta dari seorang duda dengan dua anak perempuan yang tak lain adalah Jude Law, yang merupakan kakak kandung Kate Winslet. Sedangkan Winslet menemukan cinta dan kehidupan yang berwarna bersama sahabat akrabnya Diaz.

Berbeda dengan film asia, Romantic Island, yang di bintangi oleh Lee Seon-gyoon, Lee soo-kyeon, Lee min-ki dan Yoo Jin . dari karakter dan latar belakang masalah yang berbeda mereka berempat bertemu di saat liburan di sebuah pulau Borocay di Thailand. Empat orang yang pada awalnya tidak mengenal satu sama lain, akhirnya bisa bertemu dan menemukan dunia lain. Lee Seon-gyoon seorang eksekutif muda yang menjalani hidup dengan serius dan tak berwarna, bertemu dengan Lee Soon-Kyeon yang selalu ceria dan tidak pernah mendapatkan dirinya sedih. Berbeda dengan Yoo Jin, seorang artis dengan jadwal yang padat dan melelahkan jiwanya, bertemu dengan Lee Min-ki, pemuda kalangan bawah yang sedang liburan Backpacker. Cerita yang mengiringi mereka sangat berwarna dan mengasyikkan. Mereka pun menyadari bahwa hidup itu indah…

Film yang mendapatkan 4 penghargaan di ajang Golden Globe, Vicky Christina Barcelona, menceritakan makna liburan. Dua sahabat, Scarlett Johansson (Vicky) dan Patricia Clarkson (Christina) yang berasal dari Amerika memilih berlibur di Barcelona, di rumah bibinya Christina. Tawaran itu mereka terima karena berbagai pertimbangan. Vicky seorang pembuat film berdurasi singkat sedang galau dan buntu untuk menentukan jalan ceritaanya, apalagi saat itu ia ingin memanjakan dirinya untuk berhubungan dengan lelaki, karena selama ini ia hanya sibuk dan focus terhadap pekerjaannya. Sedangkan Christina, baru menyelesaikan magisternya dan sedang menunggu tanggal pernikahannya dengan kekasihnya, tetapi ia merasa ragu dan bimbang menghadapi masa depan. Ketika mereka berlibur di Barcelona, pikiran mereka pun terbuka dan menganggap hidup ini begitu berwarna, azpalagi setelah bertemu dengan Javier Bardem, seoraang pelukis yang memiliki charisma, walaupun manta suami dari Penolope Cruz.

Satu lagi film yang baru ku tonton bertema liburan. Film ini kudapatkan dari seorang teman, berjudul Vocation, menceritakan tentang grup music TVXQ di Korea yang sedang didera depresi menjelang dua minggu acara konser besarnya. Akhirnya sang produser mengizinkan mereka untuk berlibur dan beristirahat selama 1 minggu. Band TVXQ yang terdiri dari 5 cowok ganteng itu memilih liburan ke tempat terpencil. Dari berbagai cerita saat mereka liburan, akhirnya mereka menemukan kembali semangat dan motivasi untuk terus bernyanyi dan menghibur masyarakat.

Hal ini juga yang memberikan inspirasi padaku untuk berlibur. Satu bulan yang lalu, saya berlibur ke daerah Kalimanatan Barat. Walaupun orangtua tidak mengizinkan tapi saya tetap nekat dan akhirnya saya sampai di sana. Kebetulan di Kalbar sedang ada acara Cap Go Meh di Singkawang, kota Amoi yang mayoritas didomisili oleh orang-orang Cina. Kemudian bertemu dengan salah satu kawan yang 6 tahun menghilang, ia hidup di tengah hutan yang jauh dari kota. Jika ingin ke kota harus melewati sungai Kapuas yang panjang dengan motor air selama kurang lebih 3 jam. Temanku ini, Nafsiyah (26 thn) selain kuliah juga mengajar di sekolah dasar yang masih primitif. Bayangkan saja, dari tempat tinggal dia, ke tempat mengajar harus naik sampan kecil yang harus di dayung ke seberang dengan memakan waktu 30 menit. Setelah melihat kondisi kelasnya, saya sangat prihatin, karena sekolah dasar yang terdiri dari 6 kelas, hanya terakomodir dengan 3 lokal (ruangan). Jadi kelas 1 dan kelas 2 berada dalam satu ruangan.

Melihat kondisi seperti itu saja, saya sangat tidak percaya, belum lagi melihat kondisi anak-anak yang bersekolah, selain mereka bebas memakai seragam sekolah juga bebas tak memakai sepatu. Sekolah mereka di mulai pada siang hari sekitar jam 1. Ketikla kutanya alasannya, nafsiyah menjawab “ kalau pagi mereka bantu orangtuanya ke ladang atau ke Kebun…”.

Di Pontianak, saya belajar banyak tentang kehidupan. Pagi-pagi sebelum subuh saya ikut mencari getah karet. Selain itu masyarakatnya sangat ramah. Dan yang membuat saya heran, adalah kebiasaan mereka yang tak ingin menyia-nyiakan waktu sedikit pun. Kadang mereka ke Ladang hanya memotong rumput, padahal saya tahu, mereka tidak punya hewan peliharaan, kambing atau sapi. Ketika kutanya alasannya, mereka menjawab “ biar terlihat indah saja …” alasan yang bagi saya sangat mengejutkan, karena kadangkala orang mau melakukan sebuah pekerjaan jika ada kepentingan tertentu.

Selain itu yang membuat saya banyak belajar adalah, tradisi mencari ilmu. Semua orangtua disana menyekolahkan anak-anaknya ke berbagai daerah dan setinggi mungkin. Semangat belajar dan menuntut ilmu begitu terasa. Walaupun daerah terpencil, tapi mereka kadangkala berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Keren juga kan….

Terus terang ketika itu saya merasa galau dan mengalami dis-orientasi. Maklum ketika itu baru saja lulus sarjana. Selain itu saya juga tidak bisa mengatur pola hidup. Tapi ketika berlibur ke Kalimantan, kemudian keliling Jawa Timur dank e Yogya, saya menemukan warna hidup yang berbeda. Benar kata pepatah, semakin banyak yang bisa kita pelajari, maka semakin indah menajalani hidup….karena semakin banyak pula kemungkinan yang terjadi…..

Saat ini, ketika tidur malam, saya tidak sabar menunggu pagi untuk melihat apa yang terjadi besok, karena walaupun esok adalah misteri tapi begitu indah untuk dijalani…..ayo jangan takut berlibur!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar