Jumat, 02 Juli 2010

Surat Cinta Untuk Tuhan …………..( Aku benci sendirian !)

Hei… ! Pakabar Tuhan ? hem….jangan pasang wajah cemberut gitu dong ! ya…., aku mengerti ! aku yang salah ! maaf….. ! (sambil merapatkan kedua telapak tangan di bawah dagu ). Aku janji tak akan mengulanginya lagi. Lalu apa yang harus ku lakukan biar Kau tak marah , dan tersenyum lagi ? apakah aku harus menyanyi ‘bintang kecil’ dengan gaya anak TK ?, ato…… melompat-lompat dengan gaya kodok sambil menyanyi lagu ‘ balonku ada lima’?, hem… ato…? Aku gelitikin aja… hayyo…. hayyo…. ! ayolah Tuhan ! tertawalah ! aku lagi senang sekarang, dan ingin berbagi cerita denganmu. Maukah kau mendengarkannya ?. oke deh, diam berarti ‘iya’. Biarpun kau tak mengangguk dan terus memalingkan wajah dariku, aku akan tetap bercerita……

Tuhan….
Sebenarnya aku ingin terus bersyukur atas semua yang kau berikan padaku. Kau sudah memberiku keluarga yang sempurna. Teman-teman yang indah. Guru-guru yang hebat. Kisah Cinta yang unik. Karier yang lucu. Ya….., kau sudah memanjakan hidupku dengan limpahan kasih sayang. Kau sudah mengabulkan semua keinginanku, bahkan, keinginan yang hanya terbersit dalam hati dan tak terucap pun, sudah kau kabulkan. Juga, keinginanku yang aneh dan kadang-kadang agak gila pun, kau kabulkan. Hingga akhirnya aku pun tahu, bahwa kau sebenarnya menyuruhku untuk berfikir dan mengambil keputusan untuk memilih, mana yang terbaik untuk hidupku. Lalu, apakah aku salah jika mencintaimu.,..? hem.. ayolah, satu ciuman aja….. (sambil menyodorkan kening ).

Tuhan….
Boleh aku bertanya sesuatu ? Mengapa kau ciptakan aku dengan memberi paham pragmatisme komunal, yang tidak suka merepotkan orang lain ? Mengapa kau ciptakan aku dengan sifat suka mengalah dan selalu menjadi pendengar ? Mengapa kau ciptakan aku dengan kebiasaan menunggu kemungkinan terbuka dengan sendirinya ? Mengapa kau ciptakan aku dengan sikap tersenyum dengan mata berkaca-kaca? Dan pertanyaan yang terakhir, maukah kah kau menjelaskan padaku, mengapa kau selalu membiarkan aku sendirian ?

Tuhan…
Kau tahu mengapa aku suka hujan ? karena hujan pasti menimbulkan suara dan membuat ramai apalagi jika ada gemuruh dan petir. Suara atap-pun tak mau kalah. Ketika air hujan menyapa tanah, suara rindu pun menggema. Antara tetes hujan yang satu dengan yang lain pun saling berebutan dan menimbulkan bunyi yang bersahabat dan mengundang tawa. Deras hujan yang memercik, memaksaku untuk menari dan bernyanyi. Ditambah dengan suara petir yang menyambar, membuat jantungku bak bom waktu…

Tuhan ….
Kau tahu mengapa aku suka laut ? karena laut punya ombak. Punya suara burung-burung. Punya tawa anak-anak bermain. Punya suara ikan dan hewan laut lainnya. Mendengarnya membuatku ingin tersenyum dan menari. Harmoni dari suara mereka memaksa tangan dan kakiku bergerak mengikuti hembusan angin. Berdansa sambil memajamkan mata dan membayangkan tubuhku terbang ke atas awan.. hemm

Tuhan….
Hal yang paling aku benci adalah ketika aku makan sendirian di tempat makan yang ramai dengan pura-pura lahap. Ketika aku mencari kaset DVD film teranyar sendirian mengitari stand-stand di mall dengan pura-pura sibuk. Ketika aku tidur di dalam kamar sendirian dengan pura-pura nyenyak. Ketika aku membaca buku sendirian di Gramedia dengan pura-pura konsentrasi. Ketika aku menonton TV sendirian di dalam kamar dengan pura-pura menyimak. Ketika aku jalan sendirian dengan pura-pura menghitung langkah. Ketika aku menulis sendirian dengan pura-pura fokus.

Tuhan…
aku benci sendirian, itulah mengapa aku suka hujan
aku benci sendirian , itulah mengapa aku suka laut
aku benci sendirian, itulah mengapa aku suka menari
aku benci sendirian, itulah mengapa aku suka musik
aku benci sendirian, itulah mengapa aku suka nonton film
aku benci sendirian, itulah mengapa aku suka jalan-jalan
aku benci sendirian, itulah mengapa aku suka memasak
aku benci sendirian, itulah mengapa aku berbicara sendiri saat menulis dan membaca

Tuhan ……..
Apakah jangan-jangan kau cemburu padaku, jika aku bersama orang lain, hingga bisa membuatku lupa akan dirimu ?, Atau kau memang sengaja membuatku sendirian, agar aku selalu bersamamu? Kalau begitu, mau kah kau makan malam bersamaku setiap hari, sampai 1000 kali……?

Tuhan…..
Maukah kali ini ku kabulkan permintaanku ?
ku tak ingin lagi sendirian
aku takut sendirian
maka jangan biarkan aku sendirian
dan lepaskan aku dari sendirian


Puri Intan, Ciputat 3 Juli 2010, 03.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar