Selasa, 23 November 2010

Cinta Buta

Hari ini aku membaca artikel tentang cinta, hingga kutemukan kata bahwa "Cinta itu buta saat seseorang telah menemukan pilihannya, tapi tidak begitu buta saat sedang membuat pilihan," kata Fisherd. Lalu apakah aku buta karena telah menemukan pilihanku ?. atau apakah aku tak ingin buta, hingga harus membuat pilihan ?
Memang benar, bagian tersulit mencintainya adalah ketika masih kulihat di matanya ada seorang wanita yang begitu ia cintai dan masih ia kenang. Wanita yang meski membuatnya marah dan dendam, namun menjadi sejarah dalam hidupnya. Atau jangan-jangan aku salah membacanya, mungkin saja wanita yang tak pernah ia ceritakan padaku selama ini.
Sudah kukatakan padanya, bahwa aku hanya punya cinta yang tulus dan hanya bisa mencintainya. Karena aku tak punya kekuatan dan capital untuk memilikinya. Aku hanya seorang wanita dari kasta sudra yang tak pantas bermimpi untuk memiliki seorang lelaki yang berkasta kastria. Berapa kali guru sekaligus sutradaraku berkata , “ seorang manusia yang baik adalah manusia yang bisa mengukur dirinya sendiri. Jika ia mampu melihat apa yang ada dalam dirinya, maka ia akan tahu dan sadar bahwa apa yang ia inginkan adalah yang terbaik untuk hidupnya. Jika sudah memilih menjadi manusia sederhana maka janganlah bermimpi untuk memiliki rumah di kawasan Pondok Indah atau Menteng”.
Sebenarnya bukan cinta buta yang ingin kutawarkan padanya. justru aku ingin mencintainya dengan tidak buta tapi dengan mata yang terbuka. Inilah saya, dengan apa adanya. Yang tak ingin memaksa untuk membalas cintaku, karena bagiku cinta bukanlah alat tukar-menukar atau alat tawar. “Jika aku mencintaimu, maka kau harus…..? “, bukan…! Bukan seperti itu. jika ia merasa dikondisikan seperti itu, maka lebih baik ingin kusudahi saja. Aku tak ingin mengotori kesucian cinta yang mulai kubangun untuknya.
“cinta adalah sebuah kesadaran dalam pemahaman tingkat tinggi seseorang dari sebuah perenungan. Jika kau sedang duduk sendiri, merenung dan berfikir pada satu focus pemikiran, tiba-tiba datang seseorang menjetok kepalamu, ‘tok’, maka kemudian secara spontan, kau bilang ‘aww’, dan ke-‘aww’-an itulah yang dinamakan cinta. “
Itulah mengapa aku tak ingin buta mencintainya. Dan jika memang ternyata harus buta karena mencintanya, maka aku ingin kebutaanku menjadi bahan bakar semangat hidupku.
Gunuk, 21 Nov 2010. 13.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar