Selasa, 23 November 2010

Dia….. ( lelaki yang ingin kuceritakan padamu, kawan )

Kawan, ingin rasanya aku bisikkan sesuatu di telingamu, tapi ternyata langit sudah mendengar dengan ditandai Guntur-guntur yang terus menyambar membabi buta disertai hujan yang terus membasahi kota Jakarta, bahkan dunia sudah menggelepar dan bergemuruh laksana erupsi gunung merapi setelah mendengar kabar dariku, bahwa aku telah jatuh cinta. dan kau pasti ingin tahu siapa lelaki itu. tenanglah ! aku pasti menceritakannya meski air laut tak cukup menjadi tinta untuk menulis tentangnya..
Dia lah lelaki yang membalikkan akal sehatku 180 derajat. Yang mau tak mau aku harus mengakui bahwa selama ini aku telah angkuh dan sombong, yang merasa mampu untuk hidup sendiri dan bisa menyelesaikan semuanya masalah hidup dengan sendiri. Ternyata aku tak sekuat itu kawan, aku rapuh di hadapannya. Aku lemah dan membutuhkan seseorang yang bisa memberikan pundaknya ketika aku merasa lelah.
Bukan ! bukan aku tak peduli padamu, kawan. Bukan pula aku tak menganggapmu tak ada, hanya saja, aku ingin kau tetap setia berada di bagian ruang hatiku dan membiarkan bagian ruang hatiku yang lain terisi olehnya. Lagi pula, aku tak ingin memebebani dirimu, sedangkan kau kini bersama kekasihmu. Dan aku juga ingin punya kekasih. Oke, aku lanjutkan ceritaku tentang dia.
Kawan… aku sudah menemukan lelaki yang tepat untukku. Dulu, ketika aku berteriak-teriak lantang bak demonstran yang ingin menurunkan SBY dari kursi kepresidenan gara-gara harga BBM naik dengan tangan yang mengepal keatas bak Sukarno yang sedang berorasi, bahwa aku begitu benci dengan konsep pacaran. Apatis dengan konsep pernikahan bahkan sinis dengan makna anak dalam hidup, kini kepalaku kejetok beberapa kali setelah bertemu dengannya. Tok..tok..tok… Rasanya aku ingin sekali menjadi miliknya selamanya. Aahh.. tapi itu terlalu jauh aku berfikir, karena…. Sampai saat ini aku belum menjadi miliknya. Aku hanya bisa mencintainya. Itu saja. Dan bagiku mencintainya jauh lebih indah daripada memilikinya. Karena aku belum siap kehilangannya.
Kawan…, sebenarnya aku malu jika memintamu untuk mengajariku bagaimana cara menjalin sebuah hubungan dengan laki-laki yang ku cintai. Kau tahu sendirilah !? aku tak pernah begitu intens dan serius dalam menjalin hubungan dengan seorang lelaki sebelumnya. Apakah aku harus sms setiap hari, menanyakan kabarnya, atau menanyakan apakah dia sudah makan atau belum , atau menanyakan posisi dia..? aahh….kawan, aku benar-benar gak tahu. Aku hanya takut, jangan-jangan dia malah gak suka dan merasa terganggu dengan itu semua. Apakah lebih baik aku diam saja ?
Kawan, … seandainya aku dilahirkan kembali, aku akan meminta Tuhan untuk menjadikan aku sebagai wanita yang bisa memaksa. Memaksanya untuk mencintaiku, tapi dasar ! aku sudah terlanjur hidup menjadi manusia yang mengalah, menunggu, dan menghindar sebelum perang….aahh sudahlah, cintaku memang diatas kertas, tak bisa kuungkapkan lewat mulut. Setiap aku ingin jujur, aku menyuruhnya untuk berbalik, dan menulis semua perasaanku di punggungnya dengan menggunakan jariku.
Kawan,… aku tahu kau begitu serius membaca tulisan ini. Dengan seketika banyak ide dan asumsi di kepalamu yang terus bermunculan dan menari-nari bak burung kecil yang baru belajar terbang. Hee… tapi sudahlah kawan, tak usah kau pikirkan masalahku… karena aku tak menganggap ini sebagai masalah. Ini hanya cerita yang ingin ku bagi denganmu.
Aku bahagia kawan. Kau tahu? setiap aku berada di dekatnya, hatiku merasa terteror. Seakan-akan Osama bin Laden ada di belakangku dengan bom ditangannya yang siap dilemparkan padaku.hiiiiiii…… dan ketika ia memegang tangaku, wuiihh….tiba-tiba aliran darahku berhenti seakan-akan aku berada di lift lantai 60, yang jatuh seketika ke bawah… huf. Dag-dig dug benar kawan… apalagi ketika ia memelukku, aduuhh rasanya aku lagi naek tornado, arena permainan di Dufan Ancol itu lo… wadoh ! gila kawan !
Untung saja dia sudah pergi, jika tidak, aku bisa mati berdiri gara-gara jantungku berdetak bukan perdetik, tapi per ½ detik. Wadoh ! jika ini terjadi setiap hari, sepertinya aku harus menyewa perawat pribadi yang menemaniku setiap saat. Yang ketika tiba-tiba aku sesak dan kejang-kejang bak epilepsy, langsung ditangani perawat. Itulah mengapa aku tak ingin terlalu lama berada di dekatnya….karena aku masih ingin hidup kawan…heee
Kawan,……aku hanya ingin hidup hari ini. Aku tak ingin melihat hari kemaren, apalagi memandang hari esok. Aku masih takut dan belum siap. Aku hanya ingin mengisi setiap detik hari ini dengan kebahagian dan tawa…..
Kawan… makasih ya…
Tetaplah menjadi bintang di langitku…..
Gunuk, 19 November 2010. 14.04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar