Kamis, 28 Oktober 2010

Manusia Baik-Baik … ( 3 )

Bunda yang satu ini, sedang menyelesaikan program doktoralnya di jurusan Sosiologi UI. Bak Cucu, begitulah kupanggil, selain sebagai dosen di UIN Jakarta, juga sebagai ibu dari 2 anak yang masih kecil. Ia adalah salah satu orang yang menjadi acuanku untuk tidak mengeluh terhadap tugas kuliah yang datang bertubi-tubi. Hanya satu hal yang ia keluhkan, adalah macetnya Jakarta yang membuatnya harus berangkat pagi meninggalkan anaknya yang masih tidur untuk menuju Depok. Wanita yang memiliki jiwa social tinggi ini menjawab, “ Manusia yang baik adalah manusia yang sadar, tahu dan melakukan hak serta kewajibannya”.
Lelaki yang kupanggil sebagai lelaki bermata kelinci ini, memiliki ciri khas yang unik, dengan kepala gundulnya. Pertemuanku pertama kali dengannya ketika mendaki gunung Merbabu di Jogja. Lelaki kelahiran Palembang yang saat ini bekerja sebagai salah satu pegawai di sebuah pabrik di Cikarang ini, belum memutuskan untuk menikah, padahal umurnya sudah diatas kepala 3. Baginya, menikah itu hanya sekali dalam hidup, jadi ia akan menikah dengan wanita yang sesuai dengan kriterianya dan mencintai apa adanya. Pemilik nama lengkap Chairil Iskandar ini menjawab, “ Orang yang beragama belum tentu baik. Seperti istilah islam KTP. Dan orang yang tidak beragama pun ada yang baik. Tapi kalo orang yang beragama dan benar-benar beriman pada Allah swt, pasti baik. Contoh yang paling tepat adalah nabi Muhammad. “
Jawaban yang paling singkat dan menarik, didapatkan dari artis cantik dan energik, Olivia Zalianty. Selain masih sibuk dengan jadwal syuting FTV di berbagai daerah, dan juga sebagai duta sepeda, ia juga aktif bergerak di dunia politik. Penggagas KTN (Karya Tunas Nasional ) ini bersama kakaknya Marcella Zalianty, mempunyai misi yang positif terhadap para remaja dan kaum muda untuk selalu berprestasi dan berkarya. Maka ia menjawab “ Manusia baik itu adalah manusia yang tidak takut akan kematian” .
Tak kalah menariknya, jawaban cak Sofyan Badri mencerminkan bahwa ia adalah orang yang sangat menghormati dan menghargai sebuah perbedaan. Saat ini ia ikut berpartisipasi sebagai wartawan khusus kepresidenan, untuk sekedar bisa menyumbangkan idenya yang sangat modernis. Begitulah harapannya. Lelaki yang sekarang begitu tampak semakin mesra dengan istrinya, menjawab “ Agama jadi salah satu indicator manusia baik. Sebab semua agama mengajarkan kebaikan. Contoh manusia baik ya kayak kamu. Karena kamu beragama. Tapi tidak berarti manusia yang tidak beragama tidak baik. Maslahanya maukah kamu tidak beragama ?”.
Satu lagi sahabatku yang masih turunan kyai besar di Bangkalan Madura ini, meski saat ini sedang menyelesaikan kuliah pascasarjananya di IAIN Surabaya, juga sedang merintis bisnis dengan membuka warnet pun turut memberi jawaban atas kegelisahanku mengenai manusia baik-baik, ia menjawab “ manusia yang baik adalah manusia yang kenal agamanya dengan benar dan memahaminya secara kaffah”.
Hafizen, lelaki bermata sipit yang hingga saat ini saya cintai. Saat ini tercatat Sebagai mahasiswa pascasarjana UGM jurusan komunikasi dan menjalani cinta jarak jauh dengan gadis yang bekerja di DEPAG Pusat Jakarta. Harapan untuk bisa menikah lebih cepat ternyata menemukan kendala di financial . namun lelaki yang memiliki jiwa social tinggi ini begitu menghormati sebuah komitmen yang ia yakini. Ia pun berani menjadi lilin demi kebahagian teman- atau keluarganya. Dan kekasih dari bak Aida ini berpendapat, “ memang betul, manusia yang baik itu adalah manusia yang beragama “.
Lelaki berkaca mata dengan gagang warna hitam ini adalah sahabat kelasku yang asyik untuk diajak berdiskusi. Latarbelakangnya di bidang filsafat dan beragama Hindu, memberikan penjelasan yang sangat detail mengenai konsep reinkarnasi yang dikomparasikan dengan konsep ‘ajsad’ para sufi yang memiliki sedikit kesamaan. I Gede Arya, lahir di bali dan sempat tinggal beberapa tahun di Sitobondo namun kemudian menetap di Jakarta bagian selatan. Ia menjawab “ Manusia yang baik adalah kesatuan pikiran kata dan perbuatan “ , jawaban yang sangat filosofis.
Bunda yang satu ini sangat modis dan cantik. Ia juga menjadi terapis bagiku untuk berani menikah dan mempunyai anak. Pengalaman pribadinya, yang menikah diatas umur 30 tahun keatas mewanti-wanti aku untuk tidak mengikuti apa yang dulu pernah ia lakukan. Bak Santi, yang memilih jurusan Kriminologi UI sebagai masternya, kini sedang menyelesaikan gelar doktornya di jurusan sosiologi. Ibu satu anak ini menjawab,” manusia yang baik adalah manusia yang menjalankan agamanya dengan benar. Kalo Cuma punya agama aja, dan gak ngejalanin ( bukan hanya ritual saja) ya percuma dong…”.
Veronika, adalah sahabat baruku yang baru saja mendapatkan musibah dan nikmat sekaligus. Ia mengikuti acara di Malaysia dan bertemu dengan orang-orang di berbagai Negara, namun ia harus merelakan dompet, HP dan laptopnya menjadi milik orang lain. Gadis Palembang ini yang berlatar agama Kristen Katolik , tak pernah berhenti tersenyum. Nangisnya pun seperti tersenyum. Ia menjawab “ Semua agama pasti mengajarkan kebaikan tapi orang baik belum tentu beragama “.
Adik kelasku yang begitu tergila-gila dengan filsafat ini memiliki nama yang sangat islamis dan romantic, yaitu mahbub. saat ini ia sedang berproses mendapatkan gelar sarjana di UIN Jakarta jurusan filsafat > Lelaki yang sangat menghargai wanita ini mengatakan “manusia yg baik tidak harus yg beragama, tapi kadang harus terpojok pada agamanya, yg memungkinkan untuknya, karena aturan mengenai baik telah ditetapkan disana "agama" “.
terakhir dari seorang Romo yang begitu bersahaja dan sangat kharismatik, selain sebagai pendeta di Kristen Katolik, ia juga salah satu teman kelasku di sosiologi. cara bergaulnya membuat aku dan teman2 merasa kehilangan jika beliau tak masuk kelas. menurut lelaki yang bernama Simon Margo ini bahwa, " tidak semua orang beragama menjadi orang baik. bisa saja orang beragama hanya dari sisi ritualnya saja, yaitu hanya menjalankan kemwajiban-kewajiban ritual saja, tetapi perilakunya tidak membawa kebaikan bagi orang lain. agama harusnya menuntun perilaku menjadi lebih baik , yaitu menjadi berkah bagi orang lain, lingkungan dan semesta "

To be continued…..
( Menunggu balasan sms selanjutnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar