Kamis, 28 Oktober 2010

Cerita Pertama

Hari ini aku mulai masuk kuliah di UI, yang sebelumnya sudah mengikuti acara orientasi selama 10 hari. Banyak hal yang menjadi pembelajaran dan pertimbangan untuk diriku, terutama dalam hal mengatasi kelemahan yang ada pada diriku juga berusaha mendapatkan rute tercepat dari ciputat ke Depok, yang semuanya sudah aku temukan dan mulai mengindentifikasi.

Selama orientasi, aku merasa kehilangan diriku yang dulu, yang tidak pernah merasa canggung bahkan selalu pede untuk bicara di depan khalayak. Tubuhku menjadi kaku. Mulutku menjadi kelu. Dan suaraku parau. Aku menjadi takut untuk berbicara, bahkan hanya sekedar menyentuk microfone. Nafasku menjadi tak beratur, hingga akhirnya aku memilih untuk diam saja. Tanpa kata.

Sejak dulu aku memang kurang tertarik untuk mengobrol, apalagi hal-hal yang tak penting dan tak perlu menjadi konsumsi public, contohnya yaa tentang pribadi dan latar belakang. Biasanya setelah acara orientasi kelar, aku hanya bisa tersenyum pada kawan-kawan baruku dan langsung pulang untuk segera melihat film drama korea. Hmm…

Aku sadar, aku sekarang berada di dunia baru. Di kampus baru dan teman-teman baru. Mau tidak mau aku pasti bersama mereka selama 2 tahun ke depan, dan aku harus bisa mengenal mereka. Namun aku berasumsi dan beralasan, mengapa aku harus melacurkan prinsipku. Jika aku memang tidak suka dan itu bukan diriku, mengapa aku harus melakukan hal itu. biarlah aku menjadi diriku sendiri. Aku yang ramah dan suka bersahabat namun kurang suka mengobrol kecuali mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kuliah dan masa depanku. Bukan, bukan aku tak ingin mereka mengenalku, hanya saja, aku merasa tak perlu untuk seceepat itu. pasti perlahan-lahan aku akan mengenal mereka. Dan aku sadar sikap yang kupertahankan ini yang membuatku menjadi kaku dan fobia social.

Selain itu, aku mulai mengindentifikasi yang lain, yang membuatku tak bisa mengendalikan diriku sendiri. Padahal aku baru saja berasa di dunia pentas , dunia teater yang mengharuskan aku untuk berani jelek di depan umum hanya sebuah lakon dan mengekspresikan peran yang berkarakter dengan maksimal dan menjiwai. Itulah kenapa kemudian aku berfikir untuk mencari penyebabnya, karena aku merasa ini bukan masalah besar dan pasti ada solusinya. Aku hanya terlalau larut dengan keterkejutanku terhadap dunia baruki ini.

Setelah melakukan identifikasi dan evaluasi, akhirnya aku berkesimpulan, bahwa aku harus melakukan perbaikan terutama dalam hal keilmuwan. Beberapa hal yang menjadi masalah telah ku temukan jawabannya, yaitu :

1.Saya harus mengharuskan diriku untuk membaca Koran harian untuk mengetahui kabar atau berita yang berhubungan dengan masyarakat, baik itu masalah yang sangat kecil, bahkan yang tak penting. Atau juga menonton acara berita setiap harinya, dan diskusi mengenai permaslahan masyarakat Indonesia atau mengenai pemerintahan.
2.Kareana aku merasa berada di sosiologi ini adalah hal yang baru. Dunia baru bagiku dengan tanpa bekal yang banyak, maka aku harus mewajibkan diriku untuk intens membaca buku mengenai sosiologi, baik itu yanag dasar sekalipun, karena saya merasa tidak banyak memiliki referensi di memoriku mengenai itu. dan itulah yang membuatku menjadi diam dan kaku.
3.Selain yang dua diatas. Yang masih berhubungan dengan teori dan wacana, aku juga harus terjun langsung ke dunia social. Mau gak mau aku harus berinteraksi dengan masyarakat. Mungkin dengan mengikuti kegiatan social atau bahkan ikut serta secara pasif dalam kegiatan organisasi.

Aku tak pernah merasa tak percaya pada diriku sendiri. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Ini hanya soal waktu. Jika semua solusi aku lakukan dengan baik, mungkin aku tak lagi menjadi diam dan semua akan berakhir dengan indah.
Aku juga tak perlu melacur dengan prinsipku ! aku harus tetap menjadi diriku sendiri ! aku harus jujur pada diriku sendiri. Itulah kuncinya.

Ya.! Aku harus berani memilih untuk bersikap menjadi diri sendiri yang jujur ….. okey selamat belajar ! dan harus konsisten….!!!

UI 30 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar