Kamis, 28 Oktober 2010

Terkutuklah diriku

Kadang aku bersyukur karena terlahir dengan wajah jelek. Ingat ! ini adalah sebuah pengakuan yang jujur. Aku merasa aman ketika harus pulang ke rumah hingga tengah malam. Begitu juga ketika naik kereta ekonomi jurusan Jakarta-Surabaya, yang terpaksa harus tidur di bawah kursi atau di dekat toilet karena tidak mendapatkan jatah kursi. Apalagi ketika harus ke pasar minggu untuk sekedar membeli sayur atau DVD di malam hari. Aku merasa aman dari suara suitan laki-laki iseng di pinggir jalan kecuali tukang ojeg yang menawarkan tumpangan untukku. Dengan tanpa riasan atau make-up dan baju yang compang-camping, aku pun berani bergumul dengan para preman di dekat tumpukan pisang. Dan aku merasa bebas.
Sekali lagi aku ingin bersyukur karena terlahir dengan wajah jelek. Namun pertanyaan selanjutnya, mengapa aku baru bersyukur ?, iya dulu aku begitu benci dengan wajahku. Wajah jelekku yang selalu menjadi bahan lelucon keluarga dan kerabatku, bahkan termasuk teman-temanku. Aku yang menjadi tidak pede, dan bahkan cenderung kuper, malu dan tertekan hingga menjadikan aku sesosok wanita pendiam dan misterius. Mudah sekali bagiku untuk cepat membeci orang dan selalu curiga. Itulah mengapa dulu aku tak suka di foto.
Iya, itu dulu, dan bukan sekarang. Hingga pada prosesnya aku tersesat di tengah jalan dan segera menyadarkanku untuk berfikir bahwa hidup tak akan berubah kecuali dari diri kita masing-masing. Akhirnya secara tak sadar aku tertuntut untut merubah diri, baik itu sikap, sifat dan juga berpenampilan. Dengan tidak adanya uang untuk membeli buku, terpakasa aku harus berjam-jam berada di toko buku Gramedia, hanya untuk membaca buku tentang perubahan diri, bagaimana berpakaian dan bagaimana ber make-up.
Sedikit demi sedikit, aku merasakan sebuah perubahan. Hal itu Nampak jelas dari respon dan komentar teman-teman terhadap perubahanku. Bukan hanya menjadi seorang gadis yang baik, ramah, dan tulus, tetapi juga cantik. Dari kecantikan itulah aku lebih agresif dan mudah bergaul dengan siapa pun termasuk pada lelaki yang tak pernah kupedulikan statusnya, apakah ia sudah punya istri atau kekasih.
Perubahan yang kualami ternyata juga berdampak pada teman-temanku. Mereka yang pada awalnya begitu kurang suka dengan make-up , akhirnya mulai tertarik. Aku senang akhirnya mereka bukan hanya menjadi cantik, tapi juga ramah, mudah bergaul dan mereka mulai memperhatikan diri mereka sendiri termasuk tubuhnya.
Perubahan teman-temanku menjadikan aku semakin bangga bahkan cenderung sombong. Aku semakin angkuh dan tak ingin kalah, termasuk bagaimana aku mendapatkan seorang lelaki. Hanya dengan kerdipan mata dan permainan kata, aku bisa mendapatkan laki-laki yang kuinginkan. Bahkan dengan wajah dan tubuhku, aku bisa menjadikan laki-laki menginginkanku. Dan Dengan keberhasilanku mendapatkan lelaki dengan mudah, aku semakin angkuh dan sombong hingga membuatku lupa. Ketika ketika ada seorang lelaki mulai jatuh cinta padaku, aku selalu mencoba mengatur strategi untuk membenciku. Entah bagaimana caranya, yang penting ia harus membenciku dan melupakanku, karena aku tidak suka dengan komitmen. Aku hanya ingin bermain, just having fun, and no more.
Bagiku laki-laki hanyalah sebuah objek penelitianku untuk memahami bagaimana seorang laki-laki sebagai suami , ayah, anak, kekasih dan manusia. 3 tahun aku berada di ranah gila yang tak pernah aku rencanakan sebelumnya. Namun aku tak pernah mengeluh atau menyesal. Aku hanya ingin bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan karena nikmat yang Ia berikan padaku begitu indah. Aku tahu, Tuhan tidak pernah memberikan kesulitan pada makhluknya, karena semuanya adalah nikmat dan tergantung pada manusianya sendiri, bagaimana ia mengapresiakannya.
Saat ini aku berada di titik jenuh keangkuhanku. Dan kini aku mulai ter’jetok’ kepalaku ketika seorang sahabat berkata padaku, bahwa aku adalah seorang wanita yang tak punya apa-apa. Para lelaki meninggalkanku bukan karena aku yang membuatnya meninggalkanku, tapi karena mereka juga hanya ingin bermain denganku.
Sedikit aku mulai mengurai apa yang menjadi kesalahanku. Sering kali aku bercermin dan mencoba melihat wajahku sendiri. Dan aku tahu, bahwa selama ini, ini bukan aku. Aku selalu keluar dari rumah dengan tujuan yang satu, yaitu hanya ingin disukai. Ingin di perhatikan. Ingin di kagumi. Dan ingin dilihat. Itulah yang menjadi kesalahanku selama ini.
Jadi, saat ini aku hanya ingin keluar dari pintu rumahku dengan tujuan yang satu, yaitu be my self. Menjadi diriku sendiri. Terserah orang mau menilai apa. Apakah mereka suka atau tidak. Yang penting, aku menjadi diriku sendiri. Dan aku hanya ingin meningkatkan kualitas diriku sebagai diriku sendiri. Namun bukan berarti aku tak ingin cantik, karena aku hanya ingin cantik….
Terakhir, aku hanya ingin berkata, bahwa ketika kita mati dan dikuburkan, maka bersiaplah ada kuburan lain dari diri kita yang akan bangkit, yaitu rahasia-rahasia kita. Jika tak ingin itu terjadi, maka buatlah sebuah pengakuan . itu akan membuatmu semakin berharga. Trust me !

Gunuk, 3 Oktober 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar