Rabu, 23 Maret 2011

Catatan Kesendirianku

Inilah alasanku mengapa aku lebih suka tinggal sendiri di sebuah rumah kecil yang terletak di pinggiran Jakarta, yang tepatnya di jalan Gunuk, Pasar Minggu. Aku hanya merasa nyaman dan bahagia dengan kesendirianku tanpa harus memiliki komitmen dengan seorang pria meski kadang umur dan status sosialku terus memaksa. Bagiku, hanya dengan memiliki keluarga yang sempurna, sahabat dan guru yang luar biasa itu sudah cukup menyempurnakan hidupku.
Setiap pagi aku menjalani rutinitas yang sangat bebas. Jam 6 aku bangun tidur karena alarm dari kedua HP ku begitu mengganggu. Aku bangun dengan malas sambil menggerakkan badanku hingga menciptakan bunyi yang khas, ‘krek’. Ku lipat selimut dan merapikan posisi bantal gulingku. Dengan sandal selop aku menuju dapur untuk menghidupkan tombol air panas di dispenser dan tak lupa menghidupkan lampu kamar mandi dan dapur. Lalu memulai aktifitas di dalam kamar mandi., yaitu Pipis. Gosok gigi. Cuci muka dan wudhu. Lalu menuju kamar untuk melakukan ritual agamaku, yaitu solat Subuh. Kalian pasti bertanya,”Kok solat subuhnya jam 6?”, iya itulah aku, karena harus mengatur keseimbangan pola hidup sehat, yang harus tidur 6 jam dalam sehari, maka saya harus bangun jam 6.
Sebelum solat subuh, saya menghidupkan laptop dan membiarkannya berproses hingga siap. Dan seperti biasa, setelah solat subuh, saya harus bersyukur pada Tuhan atas cinta yang Ia berikan padaku hingga hari ini berupa nafas , sehat dan kepercayaan pada-Nya. Lalu ku buka kitab suciku, yaitu alquran untuk kubaca meski hanya 2 halaman setiap hari.
Kudekati laptop dan mulai menghidupkan winamp agar music menambah kecerian pagi yang masih sepi. Lalu aku menuju dapur untuk membuat teh manis hangat sebagai penyegar lambungku. kemudian ku ambil sapu untuk membersihkan rumah dan mencuci piring kotor di dapur. Setelah pekerjaan rumah tangga usai, aku mulai beraktifitas dengan laptop. Entah menulis, online, membaca berita atau mengerjakan tugas kuliah yang belum selesai.
Jam 7.30, aku harus mandi dan siap-siap ke kampus.karena kuliah akan dimulai jam 8. Namun tak jarang aku melanggar. Kadang aku sengaja telat tiba di kampus dengan alasan dosen yang akan mengajarku pagi ini tidak begitu menggairahkan dan mencerahkan. Aktivitas kampus berakhir jam 5 sore dan aku pun pulang ke rumah kecilku.
Karena hanya 3 hari (Senen, Selasa, dan Rabu) aku kuliah, maka 4 hari adalah hari liburku. Aku memang sudah memutuskan untuk tidak mencari pekerjaan sebelum aku lulus kuliah. Karena selain ingin fokus, aku juga ingin bersenang-senang. Lagipula ayahku sudah mewanti-wanti untuk segera menyelesaikan kuliahku. Kata beliau, biar kewajiban dan impian nya segera terwujud dengan jaminan biaya hidup dan biaya kuliah sudah dipersiapkan untukku.
Di hari libur, kadang aku mengisinya dengan weekend ke luar kota seperti Jogja misalnya. Atau bisa juga bersilaturahim ke rumah teman dan guru-guru yang ada di lingkaran Jakarta . Atau juga ke mall untuk belanja dan mencari buku di Gramedia. Kadang juga, aku hanya di rumah, membaca, menulis, menonton film DVD, online , mencoba resep baru, menyelesaikan tugas kuliah dan tugas rumah tangga, seperti mencuci, mengepel dan menguras bak mandi.
Memang benar, tugas kuliah yang saat ini terpaksa aku terima begitu banyak dan berat. Tapi itu hanya di awal saja, karena selanjutnya tugas kuliah menjadi hiburan bagiku. Apalagi langsung menyentuh pada persoalan masyarakat yang sedang hangat terjadi saat ini.
Dan selanjutnya soal pola makan. Mungkin karena saat ini saya sedang menjaga berat badan, maka saya membatasi diri untuk makan sesuai dengan nafsuku. Saya harus makan nasi, sayur dan lauk yang non daging (sapi, kambing dan ayam) sekali dalam sehari di waktu siang. Karena pernah suatu ketika saya lupa belum makan seharian, sehingga menyebabkan tubuhku jatuh sakit. Padahal beraktifitas hanya di dalam rumah saja. Selain itu setiap 3 hari sekali saya juga harus makan buah. Namun tak dapat kupungkiri kadangkala aku melanggar aturan yang ku bikin sendiri ketika harus bertamu atau ngobrol di luar rumah bersama sahabatku. Akhirnya aku terpaksa makan malam atau sekedar sarapan. Karena bagiku, makan adalah media paling efektif untuk mengakrabkan diri dengan orang lain.
Yang paling sulit bagiku saat ini adalah menentukan jadwal olah raga. Mungkin karena aku hidup di tengah-tengah masyarakat yang sangat padat, hingga akhirnya aku pun tak berani keluar rumah untuk sekedar jogging. Atau pergi ke tempat fitness, rasanya malas dan kadang tak ada waktu. Dan jika pun berenang, itu pun hanya sebulan sekali saat aku berkunjung ke Ciputat menemui sahabatku. jadi, aku hanya melakukan gerak ringan sesuai dengan moodku saja.
Saat ini aku adalah konsumen tetap rokok mild menthol. Setiap hari menghabiskan satu bungkus. Maka setiap pagi saya datangi warung untuk membeli rokok, karena semalam pasti selalu habis bahkan kadang kekurangan. Entah sejak kapan rokok menjadi bahan bakar bagiku untuk tetap menulis namun terlepas dari itu semua aku punya alasan subjektif mengapa aku harus merokok. Ya ya ya, saya akui jika apa yang kulakukan sangat paradox. Di satu sisi aku menjaga kesehatanku tapi disisi yang lain aku justru menghancurkan tubuhku.
Oke, akan kulanjutkan aktifitasku di dalam rumah. Setelah pulang kuliah atau ketika liburan di rumah. Aku mengisi aktifitasku di ruang depan, yaitu menonton TV hingga Magrib menjelang, karena bagiku waktu Magrib, dimana matahari terbenam dan malam mulai berkuasa adalah waktu yang sangat sakral untuk bercinta dengan Tuhan hingga tiba waktu Isya’. Setelah solat Isya’ kadang aku menonton film DVD, atau bisa jadi aku langsung pergi ke meja belajarku di dalam kamar. Untuk sekedar online, menulis atau menyelesaikan tugas kuliahku.
Sengaja TV tak kumatikan karena menjelang jam 12 malam, aku harus menonton berita dan mematikan laptopku untuk menyudahi semua aktifitas di meja belajarku. Setelah itu aku segera menuju kasur dan mengambil beberapa bacaan ringan sebagai pengantar tidurku.
Sebelum tidur, aku mengambil HP dan mencek kembali data-data yang masuk dalam sehari. Entah itu sms atau telpon untuk sekedar mengingat dan merenung atas kejadian yang telah kulewati. Lalu ku tulis beberapa catatan sebagai pengingat atau juga rencana untuk hari besok. Dan setelah itu, mataku pun mulai meminta haknya.
Itulah catatan kesendirianku yang begitu indah dan sempurna dan aku yakin, tidak semua orang mengalami hak yang sama denganku… hem….
Di dalam rumah kesendirianku, aku bebas berteriak. Bebas memuji diriku sendiri di depan cermin. Bebas berbicara sendiri ketika aku bahagia , sedih atau marah. Bebas bergaya. Bebas bereksplorasi. Dan bebas bergerak dengan olah raga dan menari. Bahkan bebas menyanyi meski kutahu suaraku parau. Haaaa
Ahhh mataku sudah mulai mengantuk, maka dengan mengucapkan bye bye,,,,,, aku pun harus tidur..!!

Gunuk, 12 Maret 2011. 01.25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar