Rabu, 23 Maret 2011

Sempat kulupa Namaku Sendiri

Akhirnya dokter menvonisku dengan penyakit aneh yang tak pernah aku kenal sebelumnya. Bukan karena nama penyakitnya berbahasa Inggris, hanya saja, bagiku, itu sangat lucu dan menggelikan. Memory Loss Syndrom atau Short Loss Memory.
2 tahun yang lalu, Ketika itu adalah hari Kamis, hari yang berbeda dengan hari yang lain. dimana aku harus bolak balik antara Paramadina dan UIN. Jam pertama di UIN, jam kedua di Paramadina, jam ketiga di Paramadina, jam keempat di UIN, dan begitulah seterusnya. Mulai dari jam 7.30 hingga jam 20.00 atau jam 8 malam. Namun ketika itu hanya sampai sore.
Tepat jam 16.30, setelah mengikuti kuliah di Paramadina dan akan melanjutkan kuliah di UIN, tiba-tiba aku bingung mau kemana. Aku lupa tujuanku. Tapi aku masih sadar. Aku tak pingsan. Itulah mengapa akhirnya aku membelokkan motorku ke klinik UIN, yang terletak di samping masjid Fathullah.
Setelah kuparkirkan motor di depan masjid, segera ku masuk ke kilinik UIN dan menuju ke meja registrasi. Namun ketika seorang petugas menanyakan namaku, tiba-tiba aku menjadi diam dan hanya bengong, sampai-sampai wanita muda yang ada di depanku, menggertakku, “Bak, namanya sapa ?!!”. aku tersentak dan gelagapan, dengan sedikit rasa gugup, ku langsung merogoh isi tas dan mencari dompetku untuk melihat namaku di salah satu kartu pengenal. Dan dari KTP juga Kartu Mahasiswa, akhirnya ku temukan bahwa namaku adalah ,“ Nama saya, Novie Chamelia, bak.” Begitulah aku menyebutkan namaku dengan yakin, meski petugas rumah sakit terlihat ragu.
“ Mbak sakit apa ? mau ke poli apa ?” sambil mengisi sebuah formulir pasien, petugas wanita itu sembari menanyakan tujuan dan sebabku datang ke klinik itu. aku masih diam dan hanya geleng-geleng kepala. Lalu, karena keselnya, si petugas wanita itu langsung memberiku petunjuk.
“ Bak, silahkan jalan ke arah sana, lalu belok kiri , nah di pintu pertama di sebelah kanan itu bak antri dulu ya.!” Begitulah petunjuk yang diberikan padaku, dan aku hanya mengangguk polos lalu segera mengikuti petunjuk yang telah ada.
Hanya 40 menit aku duduk sendirian sebagai antrian, hingga seorang dokter cantik bermata sipit dilengkapi kaca mata minus bundar, memanggil namaku. Aku segera bangkit karena aku sudah tahu, siapa namaku dari pembacaan KTP tadi di depan meja registrasi. Aku masuk ke ruangan dokter, namun sempat kulirik tulisan yang terpampang di depan pintu, ‘POLI UMUM’.
Setelah basa-basi dengan pertanyaan standart, tiba-tiba dokter yang akhirnya aku tahu bernama dokter Santi ini, berkata,
“Bak Novie, sebaiknya malam ini di rawat di rumah sakit saja ya, nanti akan ku tulis rekomendasinya” , aku kaget dan sempat tersentak
“dirawat ? emang saya sakit apa, dok ?”. dokter itu hanya bisa tersenyum
“hanya butuh istirahat saja. Khusunya istirahat pikiran. Kalo tar bak Novie balik ke rumah, malah ga bisa istirahat. Sebaiknya disini aja dulu ya ?”
“Dok, sebenarnya saya sakit apa ?”
“Saya belum bisa memastikan karena belum memeriksa secara keseluruhan, hanya saja dengan gejala yang ada, bak Novie terkena Memory Lost Syndrome atau Short Loss memory. Yaitu hilangan ingatan dengan tiba-tiba namun tidak akan lama. Bak akan segera ingat kembali, meski tidak secara sempurna, mungkin hal-hal yang terlalu penting, yang banyak menguras tenaga, akan hilang setengah dari memory-nya bak “. Aku hanya bisa mengangguk dan segera mengikuti seorang perawat wanita yang di panggil oleh dokter Santi untuk memabawaku ke ruang inap.
Selama 2 hari saya di rawat inap di klinik UIN tanpa menghubungi sapa pun, namun ketika hari terakhir aku dirawat, aku baru sadar, kalo HP ku hilang. Entah ada dimana . kalo pun jatuh, aku juga tidak tahu, jatuh dimana. Yang kuingat waktu itu, aku hanya berada di kelas dan diatas motor tanpa bertemu dengan orang lain kecuali teman kelasku.
Setelah meninggalkan rumah sakit, aku langsung ingat motorku yang diparkir di depan masjid. Untung saja tidak hilang. Tukang parkir yang menjaganya sengaja ku beri uang 50 rb, karena telah menjaganya, namun sempat ku dengar dari penuturannya bahwa ia sudah diberitahukan tentang kondisiku oleh dokter Santi. Wah… baik banget tuh dokter, atau jangan-jangan aku sudah cerita padanya tentang motorku….? Hem…
Karena aku sudah ingat dimana rumahku, maka aku kembali ke rumahku dan segera mengambil laptop dan membukanya. Ku lihat semua foto yang ada di laptopku. Terutama foto keluarga dan foto teman-temaku. Kemudian ku buka catatan terakhir yang ku tulis sambil mengingat-ngingat kejadian terakhir sebelum aku masuk rumah sakit. Lalu kurebahkan badan dan kepalaku lalu membiarkan mataku terlelap.
Itulah saran dokter Santi padaku agar merefresh memory ku dengan membaca tulisan terakhir dan membuka album foto keluarga dan teman-temanku. Selain itu, beliau juga memberiku saran untuk tidak berfikir terlalu keras. Setidaknya mulai saat itu aku harus bisa memilah mana yang harus aku prioritaskan dalam pikiranku. Juga membatasi pergaulanku dengan orang lain, setidaknya intensitas interaksiku dengan teman-teman tidak berlebihan atau sampai pada tahap yang terlalu dalam. Dan yang lebih penting, jangan menonton sinetron. Begitulah larangannya.
Namun yang lebih penting adalah aku harus menjaga kesehatan dan ketahanan tubuhku. Mulai saat itu aku dilarang terlalu capek dalam beraktifitas. Setiap pagi setelah bangun tidur, aku disarankan untuk minum air gula dan membawa botol air mineral setiap saat kemanapun aku pergi. Begitu juga dengan olah raga.
Kadang aku merasa jenuh dengan kondisi seperti ini. Seringkali aku melanggar aturan dari dokter Santi itu. aku tetap bersosialisasi dengan kawan-kawan, bahkan menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas. Hingga akhirnya aku kembali tidak ingat. Penyakit itu sering kambuh. Jika pun kambuh, aku kembali menjalani pola hidup yang disarankan doter Santi itu, namun lagi-lagi aku melanggar ,dan tak heran jika aku mulai tak ingat kembali. begitulah seterusnya.
Namun saat ini aku mulai sadar, bahwa kesehatan itu penting. Aku tak ingin sakit apalagi lupa. Bahkan aku lebih memilih mati daripada lupa. Karena kadang aku merasa bersalah pada teman-teman jika selalu bertanya bahkan tidak ingat dengan kejadian yang pernah kami alami. Untuk itulah, saat ini, aku hanya focus pada satu tujuan, membatasi diri dari kesibukan beraktivitas, menjaga kesehatan tubuh dengan berolah raga dan dengan pola makanan sehat, juga menulis setiap hari agar bisa membantuku merefresh memoryku.
Jadi, maafkan aku jika tiba-tiba aku banyak tanya atau sekedar minta konfirmasi. Mungkin teman-teman merasa benci padaku ketika tiba-tiba aku menghilang tanpa kabar. Namun sebenarnya aku baik-baik saja, hanya aku tidak tahu harus menyapa kalian dengan apa dan bagaimana. Dan karena kejadian inilah yang kemudian memaksaku untuk menjadi seorang pendengar yang baik. Karena aku pun tak tahu harus berkata apa.
Dan untuk para lelakiku, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku tidak pernah hilang atau menghilang. Aku hanya lupa sebentar, namun kisah bersama kalian tidak penah hilang dari ingatanku, karena setiap kisahku bersama kalian, selalu kutulis….
Semoga kalian bisa mengerti….!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar