Rabu, 23 Maret 2011

Yang Kuingat… dari Lelakiku

“Jangan biasakan menyisakan air di gelas !”
Begitulah hardiknya, meski akhirnya ia yang meminum sisa airku
lelaki pertamaku yang hanya menjadi my November

“Istriku baru melahirkan caecar”
Begitulah alasannya berselingkuh denganku
Lelaki kedua dengan kaca mobil yang retak

“Aku hanya ingin nakal”
Begitulah keinginannya saat memeluk tubuhku
Lelaki ketiga yang sempat kuputuskan sebelum ke Jakarta

“Menikahlah denganku, karena hanya kau yang mengerti aku”
Begitulah pintanya sebelum aku pergi meninggalkannya
Lelaki keempat yang memiliki banyak kesamaan denganku

“Maafkan aku ! aku baru kehilangan ayah”
Begitulah rasa bersalahnya ketika mengatur nafas yang memburu dan peluh yang harus ku usap
Lelaki kelima berbintang scorpio yang diwasiatkan menikah dengan mantan pacar adikku

“Kau sendiri yang membuat batas padaku untuk tidak bisa memilikimu ”
Begitulah ucapan lirihnya saat merebahkan kepalnya di atas perutku
Lelaki keenam yang berstatus sebagai sahabat sejatiku

“Panas cinta….”
Begitulah alasannya ketika pindah ke kasur yang lain meninggalkanku sendiri
Lelaki ketujuh bermata sipit yang tidak bisa mengatakan kata ‘tidak’ pada siapapun

“Aku tak pernah menghilang, justru kau yang menghilang”
Begitulah ucapannya ketika kutanya kabarnya pada pertemuan ke 3 dari 3 bulan pertemuan ke 2
Lelaki kedelapan yang tidak pernah aku cintai karena selalu menggunakan bahasa arab

“Temani aku sejenak saja”
Begitulah pintanya ketika memaksaku untuk bertemu dengannya
Lelaki kesembilan yang rela ke Jakarta meninggalkan istri dan dua anaknya di kampung

“Aku ingin menjadi lelaki hebat kayak Ariel”
Begitulah keinginannya ketika mendekatkan wajahnya pada wajahku
Lelaki kesepuluh sang senior yang menjadi rujukan para juniornya

“Kenapa kita baru bertemu ?”
Begitulah ujarnya sambil mengisap rokok dan segelas bir Heineken
Lelaki kesebelasku yang ingin menghilang selama 10 tahun dari aktifitas pergerakannya

“Aku masih trauma bermusik”
Begitulah alasannya ketika aku meminta nya memainkan gitar untukku
Lelaki keduabelas yang selalu asyik menceritakan putri kecilnya dan kedewasaan istrinya

Itulah kata-kata yang kuingat dari lelakiku.
Mereka hadir dengan segenap jiwa, tubuh dan rasionya di hadapanku
Sedangkan laki-laki yang diam-diam ku cintai
adalah mereka yang hanya hadir dengan Jiwa dan bayangannya

“Biarkan kemungkinan itu terbuka dengan sendirinya”
Begitulah nasehatnya padaku ketika aku memilih sekolah daripada menikah dengannya
Lelaki pertama yang membuatku bodoh untuk mengatakannya cinta padanya

“Terima kasih kau telah membantu acara pernikahanku”
Begitulah sapaannya ketika aku pamit pulang dari acara pernikahannya
Lelaki kedua yang diam-diam ku kagumi dan tak sempat kunyatakan cinta

“Ini adalah adikku”
Begitulah ia memperkenalkanku pada istrinya di pelaminan
Lelaki ketiga bermata kelinci yang kucintai hanya dengan kata-kata dalam sebuah surat

“Katanya mau bikin Novel, aku minta copy nya ya”
Begitulah isi sms nya di tengah malam, yang membuatku tak bisa tidur hingga pagi
Lelaki keempat yang kini menjadi alasanku untuk berkarya meski tak pernah bertemu.

Itulah kata-kata yang kuingat dari laki-laki yang diam-diam ku cintai
Yang hanya hadir dengan Jiwa dan bayangannya
Sedangkan laki-laki yang pernah memiliki komitmen denganku
Adalah mereka yang ku cintai hanya sesaat

“Kamu adalah wanita terjahat yang kukenal”
Begitulah amarahnya ketika aku memilih memutuskannya demi seorang sahabat
Lelaki pertama yang menjadi cinta pertamaku

“Aku sudah menduga bahwa aku hanya kau jadikan bahan taruhan”
Begitulah ucapannya ketika aku mengajaknya untuk berteman saja
Lelaki kedua yang karenanya aku suka pada musik

Wahai lelakiku….
Terima kasih, kau sudah memberiku banyak cerita
Dengan berbagai emosi.
Kadang senang, kadang kesel, kadang berdebar, kadang menangis
Kadang sedih, kadang lupa, kadang nakal, kadang merindu
Terima kasih, kau telah menjadikan aku sebagai manusia yang sempurna

Kampus UI Depok, 22 Desember 2010. 12.33

1 komentar:

  1. haha.. Ceritanya "sedikit nakal" ya.. Tapi keren. Aku akuin keren dan lucu..

    Salam kenal, sist.. :)

    BalasHapus