Rabu, 23 Maret 2011

Surat Cinta untuk anakku…..(jilid I)

Wahai anakku…..
Saat kau baca surat ini, berarti kau sudah berumur 12 tahun. Mungkin jika sisitem pendidikan Indonesia belum berubah, kau baru saja lulus SD. Aku jadi membayangkan, apakah kau seperti aku, yang menjadi juara 1 ketika lulus SD dulu. Bunda hanya ingin berkisah. Dulu, bunda sangat goblok dan bodoh. Tidak pernah mengerti dengan semua pelajaran di SD. Tapi Bunda adalah wanita yang pemberani, jika seorang guru menawarkan pada murid-murid untuk maju kedepan, untuk menyelesaikan tugas di papan tulis, bunda langsung mengacungkan tangan dan langsung maju, meski sesampainya di depan, bunda tidak tau apa yang harus bunda lakukan, lalu guru itu bertanya dengan nada marah, “kalo ga tau jangan maju !”, tapi bunda hanya nyengir dan dengan santai menjawab, “Karena ga tau itu, makanya saya maju”.
Anakku, kecerdasan dan kepintaran seseorang bukan karena ia lahir dari keluarga yang pintar dan berpendidikan. Tapi harus dengan usaha, yaitu belajar. Tanamkan di dirimu, rasa ingin tahu yang besar dan jangan pernah malu untuk bertanya. Untuk menjadi pintar kau harus menjadi bodoh. Jelajahi bumi ini dengan senyum dan keterbukaan hati serta pikiran. Dan jangan batasi dirimu untuk menerima semua hal yang ada di hadapanmu tapi kau harus memilih mana yang terbaik untukmu. Pilihanmu adalah tanggung jawabmu. Bunda lebih bangga dengan pilihan yang salah tapi dapat dipertanggung jawabkan, daripada pilihan yang benar, namun hanya ikut-ikutan saja.
Wahai anakku….
Kini, kau akan masuk ke dunia remaja. Dimana kau akan lebih mengedepankan emosi daripada rasiomu. Jikapun kau menggunakan akalmu, pasti yang ada adalah keegoan dari dirimu. Kau hanya ingin dimengerti dan ingin bebas. Haa… itu yang juga bunda rasakan ketika remaja dulu. Namun bunda harus masuk Pesantren untuk mengabulkan keinginan kakekmu. Awalnya bunda menolak, karena cita-cita bunda saat itu, ingin jadi polisi atau ABRI. Haa….namun pada akhirnya, bunda tidak menyesal, karena di Pesantren bunda sangat bahagia. Punya teman dari berbagai daerah. Bisa Belajar mandiri. Belajar menghargai diri sendiri. Belajar mengenal diri. Belajar bersosial. Dan yang lebih penting belajar mencintai ilmu. Saat itu bunda menjadi autis jika berhadapan dengan buku.
Anakku, bebaskanlah dirimu karena kau adalah manusia. Kau bukan malaikat dan juga bukan setan. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih. Tapi ingatlah anakku, sebaik-baiknya manusia yang dianugerahi otak dan hati oleh Tuhan, hanyalah manusia yang menggunakan otak dan hatinyanya sebaik mungkin sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai alat control.
Manusia yang baik adalah manusia yang tahu dan paham, kapan ia harus mengatakan “cukup” dan “stop”. Dan bunda ingin kau menjadi manusia itu….
Wahai anakku…..
Kau tidak pernah sendirian. Setiap hari kau pasti bertemu dengan banyak orang. Dengan berbagai macam profesi dan kegiatan. Ada yang serius dan ada yang santai. Ada yang tersenyum dan ada yang cemberut. Ada yang menyapamu dan ada yang menghindarimu. Ada yang mencintaimu dan ada yang membencimu. Itulah mengapa setiap hari, ketika bangun tidur, bunda selalu bersyukur pada Tuhan, karena sudah memiliki keluarga yang sempurna, teman-teman yang indah, guru-guru yang luar biasa. Kekasih yang hebat dan orang-orang di sekitar bunda yang menyayangi dan membenci bunda.
Anakku, syukur pada Tuhan dan berterima kasih pada sesama adalah ibadah yang luar biasa. Jikapun kau masih merasa sendiri, ingatlah kau masih punya Tuhan. Tuhan yang tidak pernah berhenti memberikan cinta pada makhlukNya. Bunda tidak peduli, agama mana yang akan kau pilih, tapi jangan pernah kau tak percaya pada Tuhan. Dan jangan pernah tak beragama, karena kau adalah makhluk social. Pilihlah dari sekian banyak agama, Karena semua agama memiliki kebenarannya. Dan kau harus bisa bertanggung jawab terhadap pilihanmu.
Anakku, manusia itu memiliki 3 dimensi, yaitu otak, jiwa dan tubuh. Ketiganya punya hak dan kewajiban. Ketiganya punya rasa lapar. Penuhi otakmu dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Penuhi jiwamu dengan kegiatan spiritual dan ritual keagamaan. Penuhilah tubuhmu dengan makanan dan nafsu. Tapi ingatlah kawanmu, ketiganya punya batas. Maka berhentilah sebelum kenyang….!!!

Gunuk, 17 Februari 2011. 11.02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar