Rabu, 23 Maret 2011

Menolak….. ( Filterisasi Pemberian Tuhan 2)

Dedikasi untuk kawan yang selalu mengatakan kata “ iya dan iya”
Seperti yang sudah aku tuliskan sebelumnya, bahwa menolak belum tentu kufur terhadap pemberian Tuhan, karena menolak bagian dari proses filterisasi. Atau jika dalam konteks hubungan antar manusia, menolak juga bukan bagian dari sikap yang negatif.
Kadangkala sering kita mendengar atau melihat, bahkan mengalaminya sendiri, rasa bangga yang tercipta dari sikap penolakan. Misalnya saja, menolak proyek dengan pengahasilan ratusan juta yang tersirat korupsi. Atau contoh lain misalnya, seorang wanita yang menolak untuk melakukan seks atau menyerahkan keperawanannya kepada laki-laki yang dicintainya.
Justru jarang sekali kita mendengar rasa bangga yang keluar dari mulut seseorang karena sikap penerimaan-nya. Jika pun itu ada, mungkin hanya menjadi sebuah cerita saja dan bukan menjadi sejarah yang bisa dikenal oleh orang banyak . Misalnya, penerimaan hadiah atau penghargaan. Meski itu menjadi nilai tambah namun tidak memiliki dampak atau pengaruh yang sangat signifikan terhadap hidupnya dan hidup orang lain.
Penolakan seringkali di simbolkan dengan kata “tidak”, Dan penolakan adalah representasi dari proses filterisasi. Semakin luas pengetahuan dan semakin banyak pengalamannya, yang mempengaruhi proses filterisasi itu, maka tidak akan mudah seseorang untuk cepat mengambil keputusan, apakah itu diterima atau ditolak. Namun yang dapat kita baca, bahwa sikap penerimaan itu terjadi karena tidak adanya referensi atau pertimbangan yang cukup terhadap konsekwensi-konsekwensi yang bakal terjadi nanti, sehingga dengan mudah dan cepatnya memutuskan untuk mengatakan “iya” atau menerimanya.
Sedangkan sikap penolakan terjadi, karena banyaknya pertimbangan terhadap konsekwensi-konsekwensi yang akan terjadi nanti. Dan tentu kita tahu, bahwa banyaknya pertimbangan itu disebabkan karena pengalaman dan pengetahuan yang cukup luas, sehingga tidak terlalu buru-buru dan tidak mudah untuk membuat suatu keputusan, meski pada akhirnya penolakan lah yang menjadi keputusannya.
Jadi, menolak adalah cerminan orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup luas, begitu juga sebaliknya, bahwa menerima (meng-iya-kan) adalah cerminan orang yang tak punya pendirian yang cukup kuat.

Gunuk, 06 Desember 19.17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar