Rabu, 23 Maret 2011

“Fa …..”(episode kedua)

Fa….., jika kau ingin mengutukku, kutuklah aku. Jika kau ingin membenciku, bencilah aku. Jika ingin meludahiku, ludahilah aku. Karena hambatan untuk bisa mendekatimu dan memenangkan hatimu semata-mata karena kekerdilan dan ketakutan yang berasal dari dalam diriku sendiri.
Fa…., sudah sering saya berdiskusi dengan banyak orang mengenai hal ini hingga malu. Sudah banyak pula saya menonton film dan membaca buku tentang kesungguhan hati hingga khatam. Seringpula saya mendengarkan lagu-lagu sebagai bahan bakar keberanian untuk memenangkan hatimu, namun tetap saja aku masih diam disini.
“…….Andaikan ku dapat mengungkapkan perasaanku, hingga membuat kau percaya…. Akan kuberikan seutuhnya rasa cintaku….. selamanya……selamanya….” (d’cinnamons. Selamanya cinta)
Fa….,setiap hari saya harus berkompromi dengan hati dan rasioku agar terlepas dari ketersiksaan karena merindukanmu. Hingga kadang aku menyesal menjadi seorang wanita yang hanya bisa menunggu kemungkinan dan keajaiban yang terbuka dengan sendirinya. dan itu sulit…
Fa….,entah ini sebuah apologi atau pledoi atau bahkan pelarian diri untuk sekedar menghibur diriku sendiri bahwa keberadaanmu sudah membuatku bahagia. Cukup kau menjadi alasanku untuk tetap berkarya. Cukup kau menjadi lokus dari mimpi-mimpiku. Cukup kau menjadi tujuan dari impianku. Bagiku itu sudah balasan yang sangat besar nilainya.
Fa…., maafkan aku yang masih dan akan mencintaimu. Maafkan aku yang selalu tersiksa merindukanmu. Maafkan aku yang menghadirkanmu di setiap malam di mimpiku. Karena aku memang belum sempat lapor dan minta izin ke ketua RT mu……
“…..Datang padaku. kutahu kelak kau kan datang kepadaku. saat kau sadar betapa ku cintaimu. Ku kan selalu setia tuk menunggumu…………..” (Rossa. Menunggu)

Gunuk, 25 Februari 2011. 13.36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar